Monday, July 17, 2017

cerita seks aku diperkosa guruku sebelum ujian

Sebelum ujian Aku diperkosa guruku

cerita sex demi naik kelas-Namaku Vicki. Saya bakal membagi pengalaman seksku dengan beberapa pembaca Ini adalah narasi pertamaku, jadi berharap maklum jika tata bahasanya tak terlampau bagus. ***** Oh ya, pada awal mulanya saya beritahu tanda-tanda serta perawakanku.
Saya WNI keturunan, berumur 21 th. sekarang ini, rambut hitam panjang hingga ke bahu serta agak bergelombang, tinggi 160 cm berat 45 kg. Perawakanku agak kurus, tetapi payudaraku termasuk besar, 38C. Berhubung badanku agak kurus, payudaraku tampak sangatlah besar. Terlebih pantatku juga tak besar, biasa-biasa saja. Terdapat banyak rekan yang menyampaikan potonganku serupa dengan Amy Yip, bekas bintang panas Hongkong.

Mulai sejak kecil saya rajin olahraga, seperti senam-senam sendiri di kamar serta kerap sekali menolong ibuku beres-beres rumah hingga badanku tampak kencang serta padat. Tetapi saya type cewek yang konservatif, tidak sering menggunakan baju yang ketat, serta menggunakan kacamata minus satu, rambut saya ikat di belakang, hingga nampaknya tak terlampau banyak cowok yang mendekatiku. Meskipun waktu menggunakan kaos berolahraga pada saat SMA, beberapa cowok senantiasa memandang buah dadaku yang menonjol dengan penuh nafsu, sikap dinginku kerap bikin mereka malas lakukan pendekatan terhadapku. Saya kehilangan keperawananku waktu SMA kelas 2, berusia 17 th. oleh pacarku, yang juga WNI keturunan serta adalah teman kuliah kakak lakiku. Sebenarnya saya tak punya niat pacaran waktu itu, tetapi lantaran ia kerap datang ke rumah serta bercengkerama dengan saya serta kakakku, lama kelamaan kami sama-sama suka pada. Itu adalah pengalaman pertamaku berpacaran serta lantaran masih tetap sangatlah lugu, saya mudah dirayu hingga mahkotaku direnggutnya. Lalu sepanjang nyaris 3 bln. bermain sex dengan pacarku, saya tak terlampau menikmatinya, bahkan juga kadang-kadang sedikit kesakitan waktu saya digaulinya. Mungkin saja lantaran ia juga tak terlampau memiliki pengalaman : -) Sesudah putus lantaran pacarku kepergok kakakku berselingkuh, saya kembali berlaku dingin pada cowok. Saya pikir apa nikmatnya orang pacaran serta ngeseks, ya gitu-gitu saja, tak seperti yang kudengar dari kawan-kawan cewekku waktu kami bergosip. Saya baru mulai nikmati hingga berlangsung momen yang bakal kuceritakan dibawah ini. Waktu itu saya duduk di kelas 3 SMA, cawu 1, telah putus dengan pacar, serta berkonsentrasi untuk kelulusan. Tinggi, berat serta perawakanku cuma terpaut sedikit dengan saya yang saat ini, serta ukuran payudaraku juga telah 38C pada saat itu. Saya termasuk murid yang rajin serta nilainya cukup baik, tetapi pada mata pelajaran eksakta seperti matematika, kimia serta fisika, saya kerap kesusahan hingga kadang-kadang stres. Namun lantaran dorongan keluargaku yang pas-pasan, saya pilih jurusan IPA lantaran saya berasumsi bila pilih kuliah seperti di jurusan tehnik jadi nanti bakal memperoleh upah lumayan apabila telah bekerja. Serta satu diantara kekhawatiranku dapat dibuktikan, dengan nilai2 ulangan kimiaku super jeblok. Saya cemas tak lulus, hingga disuatu siang sepulang sekolah, saya membulatkan tekad menjumpai Pak Gatot, guru kimiaku yg juga sekalian wali kelasku. Pak Gatot berumur 50 tahunan, dari suku Jawa, tingginya seputar 170-an, dengan perawakan besar serta hitam, berwajah agak sadis serta tegas, populer juga sebagai guru “killer”, tetapi kata kawan-kawan orangnya baik apabila ada murid yang minta pertolongan. Pak Gatot sudah usai mengajar di satu kelas serta tengah memberes-bereskan barangnya waktu kutemui. “Pak Gatot, bisa saya bicara sebentar, ” kataku. Pak Gatot cuma lihat sekilas ke arahku, saat sebelum menjawab cepat dengan suara sedikit membentak, “Ada apa? ” Saya mulai menuturkan permasalahanku serta kekhawatiranku. Saya mengemukakan bahwa saya punya niat meminta tugas-tugas penambahan untuk mendongkrak nilaiku. Namun Pak Gatot menampiknya serta tawarkan les privat satu minggu 2 x di tempat tinggalnya. Saya segera menyepakatinya tanpa ada berpikiran apa-apa. “Ok, kelak sore anda ke rumah saya jam 4, ” tutur Pak Gatot dengan suara memerintah. “Baik Pak, saya dapat, terima kasih, ” jawabku sembari pamit pulang. Pas jam 4 sesudah naik kendaraan umum saya tiba dirumah Pak Gatot yang berlokasi di perumahan cukup elit, baru di bangun serta sepi. Beritanya Pak Gatot mempunyai pekerjaan lain yang cukup ideal, hingga walau guru namun tempat tinggalnya bagus. Sesudah melepas sandal serta masuk ke ruangan tamu di tempat tinggalnya, saya dipersilahkan duduk di suatu sofa yang besar serta empuk. “Rumahnya juga bagus, namun kok sepi ya, ” pikirku. Saya beranikan diri ajukan pertanyaan, “sendirian disini Pak? ” “Iya, memangnya mengapa? ” jawabnya dengan sedikit gusar. “Oh tidak apa-apa Pak, ” kataku. Pak Gatot lalu menuturkan bahwa anak-anaknya kuliah diluar kota, serta istrinya kerja juga sebagai suster dari sore sampai malam di suatu rumah sakit. Sore itu saya menggunakan baju yang umum kukenakan. Baju berkancing yang agak kebesaran, untuk menutupi menonjolnya payudaraku, dan celana jins yg tak terlampau ketat, pasti tidak lupa juga BH serta celana dalam. Sesaat Pak Gatot terlihat enjoy, menggunakan kaos berlengan serta celana panjang umum. Pak Gatot segera duduk di sebelahku, serta menuturkan kondisiku.

Dengan jebloknya nilai ulangan-ulanganku, mulai sekarang aku harus berusaha sangat keras supaya bisa lulus. “Kamu mengerti situasimu kan?” tanya Pak Gatot. Aku langsung mengiyakan. Pak Gatot meneruskan, “Kalo gitu, kamu harus sering-sering nurut sama Bapak, mengerti Vicki?” Aku mengiyakan lagi tanpa berpikiran macam-macam. Tiba-tiba Pak Gatot langsung menubrukku dari samping dan menindih tubuhku di bawah tubuhnya yg besar dan wajah kami saling berhadapan dekat sekali. Tepat saat aku mau menjerit dan memberontak, Pak Gatot langsung membungkam mulutku dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegangi kedua pergelangan tanganku sekaligus di atas kepalaku. Aku berusaha keras memberontak dan menjerit, namun cengkeraman Pak Gatot terlalu kuat. Aku sangat takut pada saat itu melihat pandangan Pak Gatot yang berubah menjadi penuh nafsu, dan aku hanya bisa memelas lewat tatapan mataku. Pak Gatot mulai tersenyum dan terkekeh-kekeh. “Tenang saja Vicki, sebaiknya kamu santai saja. Sudah lama Bapak ingin memerkosamu, tidak disangka hari ini kamu menyerahkan diri,” ujarnya sambil tertawa keras selagi tetap memegangi mulut dan kedua tanganku. “Kamu nggak usah macam-macam, layani saja Bapak, maka kamu nggak perlu mengkhawatirkan nilai-nilaimu yang jeblok itu. Kalo sampai kamu menjerit atau berontak terlalu keras, maka Bapak jamin kamu tidak akan lulus, ok?” tambahnya lagi. Saat itu aku sungguh-sungguh tidak tahu harus berbuat apa karena belum pernah menghadapi situasi seperti ini dalam hidupku. Tiba-tiba Pak Gatot dengan cepat melepas kacamataku dan menaruhnya di meja sebelah. Kemudian tangan kirinya menarik rambutku dan menciumi bibirku yang mungil dengan kasar, sementara tangan kanannya meremas-remas payudaraku yang sebelah kiri dengan gemasnya sehingga kemejaku mulai awut-awutan. Karena kedua tanganku sudah tidak dipegangi lagi, sempat terlintas di pikiranku untuk memukuli Pak Gatot, namun ancaman tidak lulus membuatku sangat takut dan tidak berani melakukannya. Aku hanya berusaha melepaskan diri namun sia-sia saja. Kemudian Pak Gatot melepaskan ciumannya, dan kedua tangannya dengan segera memreteli kancing kemejaku satu-persatu. Aku mulai menangis dan memohon untuk dilepaskan, tapi Pak Gatot tidak menghiraukan. Dengan kasar ia menyingkirkan kemejaku dan melemparkannya ke lantai. Setelah itu Pak Gatot dengan paksa melucuti celana jinsku. Tubuhku hanya tertutupi BH dan celana dalam saja, buah dadaku yang berukuran 38C terlihat sangat menonjol. Sekali lagi aku diterkamnya sehingga hanya bisa berbaring pasrah di sofa yang besar dan empuk itu. Pak Gatot kembali menciumi bibirku sementara kedua tangannya dengan ganas meremas-remas buah dadaku. Aku selalu mencoba menghindari ciuman Pak Gatot, tapi remasan-remasan tangannya pada payudaraku, yang harus kuakui memang sangat sensitif, membuatku sedikit demi sedikit mulai terangsang. Tapi karena aku bukan cewek gampangan, tetap saja aku berusaha memberontak. Ironis memang, dalam hati aku berusaha melawan namun tubuhku berkata lain menghadapi serangan-serangan Pak Gatot. Beberapa saat Pak Gatot terus menciumi bibirku dan meremas-remas payudaraku dengan penuh nafsu. Nafasku mulai berat dan saat itu terus terang aku terpaksa pasrah saja. Hanya sesekali aku memelas untuk dilepaskan. “Jangan Pak, tolong Pak,” rintihku. Pak Gatot menyadari perlawananku yang melemah, kemudian dengan cepat sedikit mengangkat punggungku dan melepas tali pengait BH-ku. BH-ku kemudian dilemparkannya. Aku berusaha menutupi buah dadaku dengan lemah namun Pak Gatot mencengkeram kedua pergelangan tanganku dan melebarkannya. Terpampang jelas buah dadaku yang besar, putih mulus, sangat padat, montok dan membusung tegak itu. Serta juga putingku yang berwarna merah muda, kecil namun runcing itu. Pak Gatot memandangi semua itu dengan mata terbelalak, wajahnya yang menurutku sangat jelek itu menunjukkan kegembiraan seperti baru menang lotere. “Akhirnya kesampaian juga, impian Bapak melihat gunung kembarmu yg indah ini. Putih banget dan besar lagi! Mm.. 38C ya? Tadi Bapak lihat ukuran BH kamu. Kenapa nggak sejak dulu kamu tunjukkan Bapak? Putingmu juga seksi sekali. Pas banget rasanya! Ha.. ha.. ha..”, ujarnya santai sambil matanya tidak pernah lepas dari payudaraku. Aku rasanya mau menangis keras-keras, tapi ketakutanku sekali lagi menyebabkanku pasrah saja. Setelah melepas kedua pergelangan tanganku, Pak Gatot memulai serangannya di payudaraku yang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi. Kedua telapak tangannya yang hitam dan kuat itu meremas-remas payudaraku yang putih mulus dengan kasar tapi tidak bermaksud melukaiku, sambil matanya yg sadis itu melihat reaksi wajahku. Kontras sekali kasarnya telapak tangan Pak Gatot yang hitam pada kulit buah dadaku yang putih, mulus dan sangat sensitif itu. Meskipun tetap berusaha menjaga harga diriku dengan memohon-mohon kecil untuk dilepaskan, permainan tangan Pak Gatot benar-benar membuatku lupa diri, dan Pak Gatot tahu benar dari ekspresi wajahku yang mulai menikmati. Pak Gatot mendekatkan mulutnya ke payudaraku dan menjilati kedua putingku bergantian dengan liarnya selagi tangannya tidak pernah berhenti meremas-remas gunung kembarku. Aku mulai melenguh keenakan dan Pak Gatot bertambah semangat. Disedotnya salah satu putingku dengan kuat, secara otomatis aku menjerit terangsang sedikit keras. Kulihat Pak Gatot tersenyum bangga melihat responku, dan serangannya makin ganas. Kedua putingku yang sudah keras dan tegang sekali bergantian disedotnya. Kemudian Pak Gatot menjilati kedua buah dadaku dengan terampilnya. Lidahnya yang panjang itu seperti kehausan menyapu setiap sentimeter dari payudaraku dan putingku. Tangannya tetap ganas meremas-remas, dan Pak Gatot bergantian mencoba ‘melahap’ masing-masing payudaraku menggunakan mulut dan bibirnya, sementara lidahnya beraksi dengan membuat lingkaran-lingkaran kecil di putingku dan sekitarnya. Tidak lupa juga digigit-gigit kecil masing-masing payudaraku, membuatku hanya bisa merem melek dan mendesah-desah terangsang. Saat itu barulah aku menyadari bahwa aku 100% takluk terhadap Pak Gatot. Belum pernah aku dibuat senikmat ini, pacarku yang dulu sama sekali tidak berpengalaman dalam ‘foreplay’ seperti yang dilakukan Pak Gatot ini. “Mm.. Pak.. oh..,” rintihku berulang kali saat itu. Cukup lama Pak Gatot memberikan serangan-serangan dashyat terhadap kedua payudara dan putingku menggunakan telapak tangan, bibir dan lidahnya itu. Tiba-tiba saja aku menjerit cukup keras dan liar. Aku baru menyadari inilah orgasme terhebat yang pernah kurasakan. Tubuhku yang berkeringat itu sedikit terguncang-guncang dalam cengkeraman Pak Gatot. Celana dalamku terasa sangat basah oleh cairan memekku. Saat aku orgasme, Pak Gatot menyedoti kedua putingku bergantian dan meremas-remas gunung kembarku dengan lebih kuat. Jeritanku bertambah keras dan liar karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Untuk beberapa saat orgasmeku berlangsung, dan selama itu pula Pak Gatot tidak pernah menghentikan serangannya terhadap kedua payudara dan putingku yang super sensitif. Akhirnya orgasmeku usai, dan aku hanya bisa berbaring dengan nafas amat berat dan tersengal-sengal. “Gila bener kamu Vicki, padahal cuma Bapak mainin buah dada dan puting kamu, ternyata kamu udah orgasme segini hebatnya. Maniak juga kamu ya!” kata Pak Gatot dengan gembira dan bangga. Aku tersenyum malu dan wajahku memerah mendengar kata ‘maniak’. Senyuman Pak Gatot bertambah lebar melihat ekspresi wajahku. “Kamu bener-bener menggemaskan dan seksi abis!” katanya lagi. Kemudian Pak Gatot merangkulku dengan lembut dalam posisi tubuhku masih dibawahnya, keringatku jelas menempel di kaos dan celana panjang Pak Gatot. Aku ingin membalas hangatnya rangkulan Pak Gatot, tapi berhubung masih ‘bau kencur’ dalam urusan seks, aku malu-malu dan hanya diam saja, tapi hatiku berdebar-debar dan ekspresi wajahku menunjukkan kegembiraan. Pak Gatot mulai bercerita bahwa sudah sejak aku kelas satu ia mengincarku saat melihat aku dalam pelajaran olahraga memakai kaos. Katanya meskipun aku tampak berusaha menggunakan kaos yang agak kelonggaran, ia tahu bahwa payudaraku sangat besar, apalagi porsi tubuhku bisa dibilang agak kurus. Penantian hampir dua tahun tidak sia-sia katanya. Aku sekali lagi hanya bisa tersenyum-senyum kecil dan malu. Pak Gatot juga menambahkan bahwa ia tidak pernah melakukan ‘pemaksaan’ seperti ini terhadap siswi-siswi lainnya. Ia mengaku amat sangat tidak tahan memikirkan kedua buah dadaku ini. Sejak istrinya menopause juga dua tahun yang lalu itu, bayangan sepasang buah dadaku selalu menjadi inspirasi onaninya yang hampir setiap hari katanya. Aku tambah malu rasanya, tapi tidak bisa menyembunyikan senyumku. Dalam hati aku berpikir, meskipun wajah Pak Gatot tidak tampan, sejak itu aku mulai menyukai wali kelasku sendiri itu. Pak Gatot sempat bertanya apakah aku pernah berhubungan seks. Aku menjawab bahwa pernah beberapa kali dengan mantan pacarku, tapi aku dengan wajah memerah mengaku belum pernah merasa senikmat ini, bahkan hanya sesekali orgasme dengan mantanku itu. Mungkin ia nggak berpengalaman Pak, kataku. Pak Gatot langsung tersenyum lebar, dan mengutarakan kebanggaannya menjadi orang pertama yang bisa memuaskanku dengan amat sangat. Pak Gatot juga memberitahuku bahwa rumahnya selalu sepi seperti ini, istrinya berangkat kerja dari jam 3 sore sampai sekitar 11 malam, dan sebetulnya tetangga-tetangga sebelah pada perumahan cukup elit seperti ini tidak peduli satu sama lain. Sehingga walaupun aku menjerit-jerit tidak akan ketahuan, apalagi tembok-tembok rumah Pak Gatot sangat tebal dan kokoh. Saat itu pukul 4:30, udah setengah jam aku di rumah Pak Gatot. “Vicki, kamu bisa pulang malam kan?” tanya Pak Gatot. “Ya.. bisa aja Pak, tapi jangan sampai kemaleman Pak, nanti ortuku bingung,” jawabku.
“Tenang saja, anda kelak tidak antar pulang jika Ayah telah senang. Oh ya, anda telephone saja ke rumah katakan pulangnya agak malam, ” jawabnya. Kemudian Pak Gatot bangkit serta melepas rangkulannya. Ia mengambil hpnya serta menyuruh saya telephone. Lalu saya duduk, hanya pakai celana dalam saja, lantas menelpon ortuku, beralasan bahwa saya belajar grup dirumah guruku. Lantaran sampai kini saya cewek yang senantiasa penurut pada ortu serta nyaris tak pernah berbuat nakal, orang rumah percaya-percaya saja. Selanjutnya Pak Gatot duduk di sebelahku, membawakan sebotol minuman air dingin serta minum berbarengan. Agar fresh tuturnya. Sesudah senang minum, Pak Gatot segera berkata dengan tatapan nafsu, “Vicki, mari ke kamar saja, ranjangnya besar, lebih enak, anda bisa menjerit sepuasnya. ” Saya lagi-lagi tersenyum malu, tetapi menjawab dengan sedikit cemas, “Hah? Di kamar? Di ranjang? Apa kelak tak ketahuan sama istri Ayah? Sofa Ayah ini saja telah basah seluruhnya terkena keringatku. ” “Santai saja, ini kamar untuk tamu kok sebenarnya. Terkadang ada saudara atau famili yang bermalam. Umumnya juga Ayah sendiri kok yang bersihkan. Jadi anda tidak usah takut, pokoknya nurut saja, ” katanya lagi. Meskipun terus dengan styleku yang sedikit ‘malu-malu kucing’, saya menyepakati ajakan Pak Gatot. Dengan tangkas Pak Gatot menggendongku dengan kemampuan ke-2 tangannya, saya segera kaget serta menjerit kecil. “Tambah nggemesin saja anda ini, Vicki, ” tuturnya. Kamar untuk tamu Pak Gatot nyatanya sangatlah rapi walau cukup kecil serta lampunya sangatlah jelas. Nyaris beberapa besar ruang termakan tempatnya oleh suatu ranjang spring bed besar komplit dengan ukiran-ukirannya, yang pasti untuk ukuran dua orang. Perlengkapan bekasnya cuma suatu almari baju besar serta sepasang kursi sofa kecil. Ada satu pintu di samping ranjang yang nyatanya yaitu kamar mandi dalam. Badanku yang memiliki ukuran mungil dibanding badan Pak Gatot, segera dilemparkannya pas di tengah-tengah ranjang setelah ia menggendongku masuk. Saya kembali berteriak kecil lantaran kaget campur perasaan senang tak menentu memikirkan apa yang setelah itu bakal dikerjakan Pak Gatot terhadapku. “Empuk sekali ranjangnya, ” pikirku. Lalu Pak Gatot mengambil posisi diatas ke-2 kakiku, mengangkat pantatku serta memeloroti celana dalamku dengan agak kasar. “Bapak ini bener-bener tidak tahan saksikan keseksian badanmu, terlebih buah dada anda, jadi maklum saja jika Ayah kerap agak kasar sama anda, ” godanya waktu melepas CD-ku. Saya bener-bener telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun, berbaring di ranjang dengan muka sedikit memerah mendengar beragam jenis pengucapan Pak Gatot yang menggoda. Pak Gatot juga mengakui suka dengan memekku yang bulu-bulunya mulai sejak dahulu saya cukur hingga tinggal tersisa tipis-tipis. “Vicki, anda bener-bener cewek yang dimimpikan Ayah, ” pujinya. Lalu dengan amat cepat Pak Gatot melepas kaos serta celana panjang sembari berdiri di samping ranjang. Saya segera menahan napas panjang lihat badan Pak Gatot yang cuma tinggal menggunakan celana dalam saja. Walau telah berumur 51 th., tuturnya, badan hitam Pak Gatot masih tetap berotot serta terlihat tegap. Saya agak merinding lihat sekujur badannya yang agak berbulu serta wajahku cuma dapat melongo lihat benjolan besar dibalik CD Pak Gatot. “Kok bengong? ” tegur Pak Gatot sembari tersenyum-senyum. “Um.. anu Pak.. eh.., ” reaksiku betul-betul seperti anak kecil yang kebingungan. “Nggak usah malu-malu, Ayah meyakini anda pasti ingin saksikan kontol Ayah ini kan, ” katanya lagi menggoda. “Ayo sini.. ” imbuhnya. Dengan muka khasku yang memerah apabila malu-malu, saya turun dari ranjang sesaat Pak Gatot duduk di pinggir ranjang. Pak Gatot buka pahanya lebar-lebar serta menyuruhku duduk bersimpu lutut salah satunya. “Kamu dahulu pernah nyedot kontol bekas pacarmu? ” bertanya Pak Gatot. Wajahku lebih merah mendengar bahasanya yang kasar, namun mungkin saja lantaran telah 200% takluk, saya lebih berdebar-debar. “Belum pernah Pak, Vicki tidak berani, ” jawabku. “Mm.. jadi anda dapat belajar pakai kontol Ayah, ” balasnya. Wajahku merah padam seperti mati kutu, serta Pak Gatot makin menjadi-jadi menggodaku. “Tapi anda pasti pernah nonton BF kan? ” tanyanya. Saya segera mengiyakan dengan mengangguk pelan mengingat-ingat sekian kali pernah melihat film porno berbarengan kawan-kawan cewekku. “Kalo gitu ya anda pasti dapat Vicki, serta mulai saat ini anda tidak usah malu-malu, he he he, ” balasnya sembari tertawa. Mendadak Pak Gatot memegang belakang kepalaku serta menarik ikat rambutku yang masih tetap terpasang pada awal mulanya. Rambut hitam panjangku yang agak bergelombang terurai di bahuku. “Kamu cantik serta seksi sekali Vicki sayang, ” tuturnya sembari memandangi wajahku. Saya tersenyum sipu sesaat Pak Gatot memegang ke-2 tanganku serta menaruhnya di pinggangnya. Lalu Pak Gatot sedikit mengangkat pinggulnya. “Ayo diplorotin, kalo pengen lihat kontol Bapak nggak usah sungkan,” candanya lagi. Dengan bantuannya aku mulai menurunkan CD-nya hingga ke paha dan mataku langsung terbelalak lebar ketika senjata Pak Gatot bebas dari sarangnya. Kontol Pak Gatot ternyata begitu indah meski tampak menyeramkan. Berwarna hitam pekat, begitu besar dengan panjang sekitar 12 cm dan diameter sekitar 6 cm. Kontol yang sudah disunat itu dilengkapi dengan ujungnya yang berwarna coklat keungu-unguan. Sepasang buah zakar hitam besar dengan bulu lebat juga tidak lepas dari pandanganku. Aku hanya bisa memandang takjub dan melongo, mataku seperti terhipnotis oleh kontolnya. “Kenapa sayang, punya pacarmu nggak segede ini dulu?” tanyanya. Aku menjelaskan bahwa panjangnya mungkin hampir sama, tetapi kontol Pak Gatot lebih lebar. “Lho jangan kaget ya, ini masih semi ereksi,” tambahnya. “Hah?” jeritku tambah melongo. Kemudian Pak Gatot menyuruhku menurunkan CD-nya sampai kedua kakinya, sehingga kami berdua sama-sama telanjang bulat. Sungguh pemandangan yang jarang terlihat, ABG berwajah lugu, berkulit putih mulus dengan payudara besar sedang berjongkok di antara kedua paha pria setengah baya berperawakan menyeramkan dengan kulit hitam pekat yang duduk di tepi ranjang. Pak Gatot dengan sabar mengamati reaksi wajahku dan menungguku beraksi sementara kedua tangannya berpegangan di tepi ranjang. Dengan sedikit gemetaran namun sudah terkontrol oleh nafsu membara, aku meraih kontol Pak Gatot dan mengocoknya pelan-pelan menggunakan tangan kananku. Jari-jariku yang mungil nyaris tidak bisa melingkari keseluruhan dari diameter kontolnya. Aku mulai mengocok kontol Pak Gatot naik turun, sambil sesekali melihat wajahnya. Pak Gatot sangat menikmati dan kadang-kadang salah satu tangannya membelai-belai rambutku. Setelah kukocok beberapa saat, dalam sekejap kontol Pak Gatot bertambah panjang, mungkin sekitar 18 cm. “Ini baru kontol Bapak yang sesungguhnya, enak banget kamu ngocoknya Vicki,” desahnya. Aku makin bersemangat dan mulai mengocok kontol Pak Gatot dengan dua tangan, naik turun dan tambah lama tambah cepat. Kemudian pikiranku untuk sesaat terbang ke salah satu film porno yang pernah aku tonton dan berusaha kuingat beberapa adegan oral seks. Aku melepaskan tangan kiriku dari rudal hitam tersebut, sementara tangan kananku memegangi pangkal kontol Pak Gatot dengan erat sambil kumajukan kepala dan kubuka mulut. Bibirku yang mungil terbuka lebar dan langsung mengulum kepala kontol Pak Gatot. “Mm..” desahku sambil menyedot-nyedot pelan. “Oh Vicki.. hebat bener kamu sayang,” desahnya keenakan. Aku benar-benar sudah seperti gadis liar seperti di film-film BF itu dan sedotanku makin lama makin kuat dan dalam, meskipun ukuran kontol Pak Gatot membuatku hanya bisa memasukkan sekitar setengahnya setiap sedotan. Entah belajar darimana, lidahku juga mulai beraksi dengan menjilati ujung kontolnya. Kulihat sepintas wajah Pak Gatot menunjukkan ekspresi yang sangat puas dan membuatku berbangga meski ini merupakan oral seks pertamaku. Setelah menyedot dan menjilati kontolnya beberapa saat, aku melepaskannya dari mulutku sampai terdengar suara ‘plop’. Kupandangi kontol hitam yang sekarang hampir setengahnya mengkilap terkena jilatan lidahku. Seperti kurang puas, gantian kupegangi kepala kontolnya sementara lidahku menjelajahi bagian bawah dan pangkal kontol Pak Gatot. Desahan Pak Gatot tambah panjang. “Kamu lugu-lugu ternyata liar di ranjang ya Vicki, mm..” Aku tersenyum puas saat kupandangi kontol Pak Gatot sudah mengkilap hampir seluruhnya. “Kamu pinter banget Vicki, kamu basahin kontol Bapak kayak gini supaya siap dimasukkan di memek kamu ya?” senyumnya. Sekali lagi wajah merahku dengan senyuman tipis kembali terlihat. Setelah itu Pak Gatot mengangkatku berdiri dan merebahkan tubuhku kembali di tengah-tengah ranjang. Dibukanya kedua pahaku lebar-lebar dan Pak Gatot mengambil posisi di antaranya sambil memegangi senjatanya. “Pak, pelan-pelan ya? Punya Bapak besar sekali. Saya agak takut,” kataku saat itu. “Ha.. ha.. ha.. nggak usah takut, pokoknya kamu pasti seneng,” jawabnya. Pak Gatot juga memberitahuku nggak usah khawatir hamil, karena nantinya ia tidak akan mengeluarkan air maninya di memekku. “Biar kayak di BF-BF itu Vicki,” katanya. Aku yang berbaring telentang menjawab dengan kepalaku, yang dialasi bantal empuk, mengangguk-angguk. Aku menahan nafas saat Pak Gatot mulai memasukkan kontolnya ke arah memekku yang sudah basah sedari tadi. “Oh.. Pak..” jeritku kecil. Rasanya bener-bener nikmat meski mungkin baru ujung kontol Pak Gatot saja yang terbenam di memekku. Kulihat Pak Gatot mulai memompa dan memegangi kontolnya keluar masuk dari memekku sehingga menggesek-gesek klitorisku yang makin basah. Aku sungguh-sungguh terbuai, dan kemudian dengan sekali sentakan kulihat separuh kontol Pak Gatot masuk ke memekku. “Oh.. Pak Gatot..” desahku dengan nafas berat. Kemudian Pak Gatot mengarahkan kedua tangannya ke arah gunung kembarku dan mulai meremas-remas dengan agak kasar, sambil memaju mundurkan kontolnya keluar masuk memekku. “Oh Pak Gatot..” Aku sudah benar-benar lupa diri, yang ada di pikiranku saat itu hanyalah kenikmatan liar ini. Gerakan-gerakan dan respon tubuhku mungkin sudah seperti cewek-cewek dalam film-film porno yang pernah kulihat. Kombinasi dari gesekan-gesekan kontol Pak Gatot di memek dan klitorisku serta remasan-remasan kasar telapak tangannya di buah dadaku yang amat sensitif membuatku menjerit dan mendesah tidak karuan dengan liarnya. Kemudian sambil tetap meremas-remas sepasang payudaraku, Pak Gatot bergerak maju dan menciumi bibirku. Aku membalas dengan penuh nafsu, bibir dan lidah kami saling bermain satu sama lain. Setelah puas menciumiku, Pak Gatot mulai memompa kontolnya dengan lebih cepat. Sambil tangannya bertumpu dengan meremas-remas buah dadaku, Pak Gatot bergerak maju mundur sangat cepat dan kuat. Pandangan penuh nafsu Pak Gatot di wajahku kubalas dengan reaksi serupa. Mungkin karena basahnya memekku, kulihat saat itu Pak Gatot bisa memasukkan seluruh kontolnya pada setiap sentakan. Kami berdua sudah sama-sama mandi keringat, apalagi urat-urat dan otot-otot di sekujur tubuh Pak Gatot jelas terlihat. Hanya suara desahan dan lenguhan liar bagaikan binatang dari kami berdua yang terdengar di kamar. Akhirnya aku tidak tahan lagi, orgasmeku yang kedua datang. Aku menjerit sangat keras, dan Pak Gatot justru tambah mempercepat dan memperkuat gerakan serta remasannya. Tubuh mungilku terguncang hebat, sekali lagi dalam cengkeraman Pak Gatot. Kemudian dipeluknya tubuhku, kubalas pula dengan erat sehingga terasa keringat kami berdua saling bercampur. Pak Gatot tidak pernah berhenti memompa kontolnya saat orgasmeku yang kedua itu berlangsung. Setelah klimaksku selesai beberapa saat kemudian, tubuhku tergolek lemas dalam posisi saling memeluk, sungguh kontras sekali perbedaan warna dari tubuh kami. Memekku dan kontol Pak Gatot yang terbenam seluruhnya terasa sangat basah dan aku kesulitan mengatur nafasku di bawah tindihan tubuh Pak Gatot. “Asyik sekali kamu Vicki,” ujar Pak Gatot sambil tersenyum ke wajahku. Kubalas lemah senyumannya sambil merasakan kenikmatan ini. Kuberanikan berbisik lemah, “Bapak kok belum keluar?” Sambil tertawa-tawa, Pak Gatot menjawab, “Kan sudah Bapak bilang nggak mungkin tak keluarin di memek kamu. Bapak sudah kepikiran tak keluarin pejuh Bapak di bagian tubuh kamu yang lain.” “Di mana Pak?” tanyaku. Pak Gatot hanya membalas dengan senyuman sambil melepaskan pelukannya dan bangkit dari atas tubuhku dan kemudian mengambil posisi duduk berjongkok di perutku. Terpampang jelas di mataku kontol hitam besar Pak Gatot yang tambah mengkilap akibat cairan dari memekku. “Sudah dua tahun ini Bapak selalu membayangkan kontol Bapak yang hitam ini dijepit dengan gunung kembarmu yang putih mulus itu lho,” ujar Pak Gatot. Wajahku yang penuh keringat kembali merah padam. “Kenapa? Kamu nggak suka?” tanya Pak Gatot. Aku juga menjelaskan bahwa sejak melihat salah satu adegan di BF barat, di mana seorang cewek yang berpayudara besar menjepit kontol pasangannya, aku amat ingin mencobanya. Tapi kujelaskan bahwa aku tidak berani dan sungkan mengutarakannya pada mantan pacarku yang dulu. “Ha ha ha.. kalo begitu kita bener-bener cocok Vicki. Ayo sekarang kamu pegangi gunung kembarmu itu!” kata Pak Gatot seperti tidak sabar. Kuturuti dan kupegangi masing-masing payudaraku, sementara Pak Gatot sedikit maju dan meletakkan kontolnya persis di antara sepasang bukit kenyalku. Teringat pada adegan BF, aku langsung menjepit-jepit bukit kembarku itu, terasa sekali kontol Pak Gatot yang keras bergesekkan dengan kulit mulus payudaraku. Jujur saja aku sangat terangsang melihat kontrasnya warna kontol Pak Gatot dan payudaraku, membuatku makin bersemangat dan mulai memijat-mijat buah dadaku dengan kuat. Sepintas kulihat reaksi wajah Pak Gatot yang menunjukkan kenikmatan tiada tara. Aku sangat senang dengan ekspresinya, meski sekali lagi kutekankan bahwa wajah Pak Gatot boleh dibilang sama sekali tidak tampan. Pak Gatot yang sedari tadi diam dan menikmati pijatan payudaraku, kemudian mulai memaju mundurkan kontolnya sambil kedua tangannya berpegangan pada ukiran-ukiran tiang ranjangnya yang luks dan eksklusif itu. Campuran keringat dan cairan memekku membuat Pak Gatot dengan mudah menggerakan kontolnya di sepanjang belahan dadaku. Aku tidak pernah berhenti memijat, meremas, dan menjepit payudaraku sehingga kulihat mata Pak Gatot merem melek. “Oh Vicki sayang..!” jerit Pak Gatot sesekali. Gerakan Pak Gatot makin lama makin cepat, sementara aku juga menguatkan pijatan dan remasan. Karena payudaraku yang amat sensitif merasakan kerasnya kontol Pak Gatot, kurasakan ledakan-ledakan kecil di memekku. Aku juga sering mendesah-desah tidak karuan. Kuperhatikan dorongan kontol besar Pak Gatot membuat ujungnya makin lama makin dekat ke daguku, kurasakan pula buah zakarnya bertabrakan dengan pangkal payudaraku dalam setiap dorongan yang dilakukannya. Dengan beralaskan bantal, kumajukan mulutku dan mulai memberikan jilatan-jilatan cepat liar setiap kali kepala kontol Pak Gatot mendekat. Sekilas kulihat mata Pak Gatot terbelalak dengan keagresifanku ini. “Kamu makin liar aja Vicki, Bapak bener-bener nggak tahan!” desahnya. Dengan terampil kuberikan kenikmatan pada Pak Gatot, jilatan-jilatan lidahku pada ujung kontolnya serta remasan-remasan payudaraku menggesek kontolnya. Aku betul-betul ingin membalas semua kenikmatan yang sebelumnya diberikan Pak Gatot terhadapku, tidak peduli lagi status dan perbedaan usia kami. Gerakan dan ekspresi kami sudah seperti sepasang kekasih yang tidak mampu lagi menahan nafsunya atau mungkin layaknya dua bintang film porno. “Oh Vicki sayang!” Pak Gatot akhirnya menjerit keras dan menghentikan gerakannya. Kontol Pak Gatot masih terjepit di antara buah dadaku dan ujungnya persis dekat di depan bibirku yang sedikit menganga. Bersamaan dengan itu, air mani atau pejuh dari kontol Pak Gatot muncrat! Tembakan-tembakan deras pejuh Pak Gatot membasahi dan lengket di sebagian besar wajah dan bibirku. Aku tidak pernah berhenti meremas-remas payudara sambil menelan dan menjilati air mani Pak Gatot yang mengarah ke bibirku dan keluar dengan derasnya. Aku sampai kewalahan dengan banyaknya air mani yang keluar dari kepala kontol Pak Gatot. Kemudian Pak Gatot bergerak maju mundur lagi, sehingga air maninya muncrat dan mendarat tidak beraturan di dagu, leher, dada dan tentunya sepasang payudara dan putingku. Akhirnya Pak Gatot berhenti bergerak meski kontolnya masih di antara kedua payudaraku. Kulepaskan salah satu cengkeraman tanganku dari buah dadaku, lalu kupegangi kontol Pak Gatot yang masih sedikit keras. Kemudian kugesekkan ujung kontolnya dengan buah dadaku yang ditahan oleh tanganku yang lain. Tak luput juga sesekali kugesek ujung kontol Pak Gatot dengan puting merah mudaku. Aku juga tidak menyadari dari mana kupelajari gerakan seperti itu, mungkin dari BF-BF itu dan mungkin benar juga kata Pak Gatot bahwa aku maniak. Kuratakan ceceran pejuh Pak Gatot dengan ujung kontolnya bergantian di masing-masing gunung kembarku. Setelah puas, akhirnya kulepaskan genggaman tanganku dari kontolnya dan payudaraku, kemudian kuusap-usap sekujur wajah, bibir, leher dan dadaku yang sebelumnya tersemprot dengan pejuh Pak Gatot, serta kujilat-jilat dan kutelan air maninya seperti binatang kehausan. Dengan wajah, bibir, leher, dada dan sepasang bukit kenyal serta kedua puting merah mudaku masih sedikit belepotan dan lengket dengan air maninya, kuberanikan diri tersenyum menggoda ke arah Pak Gatot yang masih belum beranjak dari posisi duduk berjongkok di atas perutku. “Oh Vicki! Kamu bener-bener seksi banget! Hebat!” teriak Pak Gatot gembira sambil memandangiku. Setelah itu Pak Gatot berbaring lemas di sebelahku, tubuh kami yang sudah basah dan mandi keringat saling berpelukan. Pak Gatot tampaknya juga tidak jijik dengan air maninya sendiri, terbukti kami saling berciuman dan berpagutan dengan sisa-sisa tenaga yang kami punyai. Kulihat saat itu pukul 1/2 6 sore dan kami berbicara dan bercanda dengan santai sekitar 1 jam-an sambil berbaring. Kami saling bercerita, aku membicarakan kesulitan-kesulitanku dalam menghadapi pelajaran-pelajaran di sekolah, sementara Pak Gatot banyak mengutarakan kesepiannya karena sejak dulu tiga anak-anaknya kuliah di luar kota dan istrinya bekerja dari sore sampai malam. Meskipun berkecukupan dan hubungan mereka berdua masih harmonis, Pak Gatot masih sering merasa kesepian. Sebelum istrinya menopause ia masih aktif berseks ria meski istrinya agak kewalahan mengimbangi. Ia mengaku merasa muda lagi setelah berhubungan denganku ini. Pak Gatot juga menjelaskan bahwa mulai sekarang aku tidak perlu khawatir dengan nilai-nilai ulanganku. Tapi Pak Gatot berjanji tetap akan membantuku belajar, jadi aku bukan dianggapnya sebagai ‘pemuas nafsu’ belaka. Lalu kami berdua sama-sama berpakaian dan merapikan diri. Pak Gatot mengajakku makan di rumahnya dan setelah itu ia mulai mengajariku. Ia juga menambahkan bahwa biaya untuk les privatku ini digratiskan aja, aku tidak perlu membayar. Aku bener-bener berterima kasih padanya. Mungkin karena Pak Gatot sudah menyukaiku, kesadisannya seperti biasa di kelas tidak terlihat, malahan dengan cepat aku dapat menangkap bahan-bahan pelajaran kimia yang diberikannya. Setelah selesai aku diantarnya pulang ke rumah dengan mobil sedannya. Dalam perjalanan Pak Gatot memberitahukan agar kami bersikap biasa-biasa saja di sekolah. Di kelas ia tetap akan memperlakukan sebagaimana murid-murid lainnya. Pak Gatot juga menanyakan apakah aku bisa datang ke rumahnya besok di waktu yang sama jam 4 sore. Aku menyetujuinya dan terus terang berdebar-debar juga memikirkannya. Aku sampai di rumah sekitar jam 8 malam dan langsung mandi untuk menyegarkan diri. Demikianlah awal petualanganku menjadi ’simpanan’ wali kelasku sendiri dan sangat menyukai seks. Semoga dalam kesempatan selanjutnya bisa aku tuturkan kisah seksku yang lain bersama Pak Gatot.

cerita seks jalan pintas siswi sma semi kenaikan kelas

 JALAN PINTAS SISWI SMA DEMI KENAIKAN KELAS

cerita seks enaknya kontol guruku-Menurutku, penampilanku sendiri hanya tergolong biasa saja, ukuran bra 34B, tinggiku 165 cm dengan berat badan 51 kg. secara penampilan fisik tergolong biasa saja bukan? Mungkin yang menjadi daya tarikku adalah kelakuanku yang centil, apalagi aku termasuk aktif di ekstrakurikuler cheerleader (dimana di ekstrakurikuler inilah aku kehilangan keperawananku, tapi itu akan kuceritakan nanti).
Kali ini aku akan menceritakan pengalaman seksku dengan guruku sendiri yaitu saat ujian kenaikan kelas. Ya, waktu itu adalah ujian kenaikan kelas dari kelas XI menuju kelas XII, aku sendiri mengambil jurusan IPA. Sebenarnya aku merasa cukup memiliki kemampuan dalam mayoritas pelajaran, hanya saja yang menjadi momokku adalah pelajaran sejarah. Aneh bukan? Aku ada di jurusan IPA tapi masih mendapat pelajaran sejarah. Ya itulah kebijakan kurikulum di sekolahku. Mau tak mau aku tetap harus belajar sejarah.


Yang menjadi momok utama dalam pelajaran sejarah adalah hafalannya. Bayangkan saja aku harus menghafalkan tahun perang-perang kemerdekaan, tokoh-tokohnya serta prosesnya. Oh My God ! itu adalah momok buatku. Walaupun sebenarnya guru sejarah di sekolahku cukup kece. Namanya Pak Ahmad, baru berumur 27 tahun dan baru saja diangkat menjadi PNS. Orangnya mengajar sejarah dengan metode yang tepat, tapi karena memang aku sendiri dari awal tidak suka sejarah, tetap saja aku ngeblank.


Kembali ke topik utama, saat itu adalah hari Sabtu, hari terakhir ujian kenaikan kelas, dan tentunya menunya adalah mata pelajaran sejarah. Ujian sendiri dimulai pukul 10.00, bergantian dengan adik-adik kelas X, sementara kakak kelas XII sudah menyelesaikan UNAS nya. Sejak awal aku sudah merasa pasrah dengan ujian ini karena seberapa keras pun aku belajar, tetap saja semua materi tidak ada yang bisa kupahami, seakan ada tembok besar di otakku. Merasa sudah tidak bisa berkompromi lagi dengan otakku, aku pun akhirnya punya pikiran licik. Bagaimana jika menggunakan metode “gratifikasi seks”. Aku merasa metode ini memang beresiko, bagaimana jika ternyata Pak Ahmad bukan tipe yang mudah tergoda dan malah melaporkan aku ke kepala sekolah, bisa-bisa aku ditendang dari sekolah ini. Tapi jika aku tetap mengandalkan “otak dengan tembok besar” milikku, aku pun terancam tidak naik kelas yang menurutku tidak jauh beda artinya dengan drop out.

Akhirnya berbekal sebuah alamat, jam 7 pagi aku meluncur dengan mobilku menuju rumah Pak Ahmad. Sesampainya disana, aku pun segera mengetuk pintu rumahnya.
“selamat pagi” sahutku sambil mengetuk pintu rumahnya.
“ya, siapa disana?” terdengar suara Pak Ahmad menjawab.
“ini Nindy pak, saya ingin berkonsultasi sejenak masalah materi sejarah” sahutku dengan alasan yang kubuat-buat dan penuh dengan strategi.
“oh ya, silakan masuk Nindy” Pak Ahmad berkata sambil membuka pintu. Kulihat Pak Ahmad sudah memakai seragam warna krem khas PNS.
“mohon maaf Pak, saya pagi-pagi kesini, saya ingin bertanya sedikit tentang materi sejarah, saya masih bingung”
“oh ya silakan duduk dulu Nindy, materi mana yang masih bingung?”
“ini pak, materi tentang peristiwa kembalinya Belanda ke Indonesia sesudah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, sebenarnya apa maksud Belanda kembali ke Indonesia itu pak” aku pun mulai berbasa-basi menjelaskan kebingunganku yang sebenarnya kubuat-buat sembari aku mulai agak menaikkan rok seragam pramukaku sehingga menampakkan tato lumba-lumba di bagian pahaku.
“wah kamu punya tato lumba-lumba ya, mirip Luna Maya aja” Pak Ahmad nyeletuk ketika melihat tatoku.
“Pak Ahmad doyan bokep juga ya, kok bisa tahu kalo Luna Maya punya tato lumba-lumba pak, hehehe” Aku berkata sambil nyengir, ternyata Pak Ahmad sudah hampir terperangkap dalam strategiku.
“ah kamu bisa-bisa aja nin, cowok mana sih yang ga suka bokep Luna Maya, dia cantik lagi kan”
“kalo sama nindy cantik mana pak? Pasti cantik Nindy kan? Hehehe”
“emang apa untungnya bilang kamu cantik?”
“bapak maunya apa dong? Apa maunya bapak pasti Nindy turuti, tapi Nindy juga pengen bonusnya ya pak”
“bonus apaan Nin? Kalo kamu minta bonus saya juga minta bonus dong”
“hmm, Pak Ahmad gak mau kalah ya, kalo saya sih cuma minta nilai Sejarah saya bagus pak, saya sebenarnya masih tidak paham masalah Sejarah”
“ooh, gampang kalo masalah itu, sudah kamu pulang saja dulu sekarang, nanti sehabis ujian kamu ke ruang guru ya temui saya”
“oke pak”

Setelah itu, aku pun langsung pulang karena waktu masih menunjukkan pukul 07.30, masih terlalu pagi jika ke sekolah. Sebenarnya dalam hatiku masih bertanya-tanya apa maksud Pak Ahmad memanggilku setelah selesai ujian. Tapi ah biarlah, yang penting ujian sejarahku bisa dapat nilai bagus.
Waktu pun dengan cepat berlalu, ujian sejarah yang amat sangat susah itu pun selesai. Jam menunjukkan pukul 11.30 ketika aku beranjak keluar dari ruang ujian. Tanpa menunggu lama, aku pun menuju ke ruang guru dan mencari Pak Ahmad. Pak Ahmad waktu itu terlihat sedang membaca koran di ruang guru karena peraturan di sekolahku guru mata pelajaran yang bersangkutan dilarang menjaga saat ujian. Mungkin dikhawatirkan terjadi “main empat mata”, misalnya dengan memberi kunci jawaban pada anak didik kesayangannya. Akhirnya tanpa basa-basi aku pun menghampiri Pak Ahmad.
“maaf Pak Ahmad, ada apa memanggil saya kesini setelah ujian”
“oh kamu Nindy, lebih baik kita menyelesaikan masalah ini di ruang BP saja biar enak tanpa gangguan” kata Pak Ahmad sembari beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ruang BP di sebelah ruang guru. Kebetulan saat itu semua guru BP sudah pulang karena lagi-lagi peraturan di sekolahku tidak mengizinkan guru BP untuk menjaga saat ujian. Guru yang tersisa di ruang guru pun hanya sekitar 5 orang selain Pak Ahmad dan mereka pun juga terlihat sedang berkemas-kemas untuk segera pulang. Maklum hari ini adalah hari Sabtu dan sudah menjelang siang.
Pak Ahmad tampak bergegas memasuki ruang BP dan aku pun segera memasuki ruangan tersebut. Dalam hatiku aku masih bingung, apakah Pak Ahmad benar-benar sudah memasuki perangkapku atau Pak Ahmad berniat memberikan “wejangan khusus” kepadaku karena perlakuanku yang “agak tidak sopan” ketika aku berkunjung ke rumahnya tadi. Tapi pikiran yang terbelah itu pun seakan semakin mengerucut ke satu hal ketika aku melihat Pak Ahmad celingukan di luar kemudian mengunci pintu. Yess, aku yakin Pak Ahmad sudah masuk ke dalam perangkapku. Sebagai gambaran, ruang BP di sekolahku ini merupakan ruang tertutup tanpa jendela dengan dua buah ruang khusus yang sepertinya kedap suara di dalam ruang BP ini. Tentunya dua ruangan khusus itu digunakan para guru BP ketika memberikan “wejangan khusus” terhadap anak didik yang perlu diberikan pembinaan.
Dengan tidak sabar Pak Ahmad segera menarikku menuju salah satu ruangan kedap suara tersebut hingga aku merasa tanganku sedikit sakit.
“aduh pak, sakit pak, ada apa bapak kok tergesa-gesa begini?” aku berkata sambil agak meringis kesakitan. Pak Ahmad terlihat mengunci pintu ruangan ini dari dalam tanpa menjawab pertanyaanku ini. Seketika kemudian, Pak Ahmad segera meremas payudaraku.
“pak, ada apa ini?” aku berkata agak jual mahal.
“sudahlah Nindy jangan sok jual mahal, kamu mau nilai sejarah kamu bagus kan? Gampang, bisa aku kasih nilai sepuluh asalkan kamu menemani saya tidur 3x. Yang pertama tentu sekarang, oke sayang?”


Aku pun hanya terdiam saja membiarkan tangannya mulai bergerilya. Satu tangannya meremas payudaraku dan satu tangan lainnya meremas kemaluanku dari luar. Aku rasa Pak Ahmad ini orangnya sangat berpengalaman dalam urusan seks karena gerilya tangannya amat terampil dalam merangsang hingga aku pun mulai melenguh merasakan kenikmatan.
“ouuuchhh, pak teruskan pak, aku milikmu sekarang”
“hehe tenang saja nin, aku pasti memuaskanmu hari ini” Pak Ahmad berkata sambil sesaat kemudian mencium bibirku dengan buas. Tangan Pak Ahmad pun mulai bergerilya mencopoti kancing seragam pramukaku sementara aku pun tak tinggal diam, aku juga melepas kancing kemeja seragam PNS nya.
Ketika semua kancing bajuku sudah terlepas semua, Pak Ahmad tidak melepaskannya, tetapi ia justru kembali merangsang kemaluanku dari luar dengan agresif sehingga aku pun mulai melenguh lagi.
“aaaaah paaaaaak” aku pun berteriak ketika merasakan kenikmatan luar biasa itu. Pak Ahmad sungguh sangat terampil memancing nafsu seksku. Tak terasa vaginaku pun mulai basah oleh cairan cintaku.


Melihat aku yang mulai terangsang hebat, Pak Ahmad mengarahkan tanganku untuk meremas kemaluannya yang terasa sudah tegang. Sepertinya kemaluannya cukup besar jika kuraba.
“gimana sayang, sudah gak sabar pengen dimasukin kontol kan?”
Melihat aku hanya diam saja ketika ia bertanya seperti itu, ia pun memberikan sinyal agar aku berbaring di meja. Meja di ruangan khusus itu cukup besar sehingga ketika aku berbaring disitu pun kakiku masih bisa selonjor dengan nyaman.
Ketika aku sudah berbaring, Pak Ahmad pun mulai menyibakkan rokku ke atas dan mulai melepas celana dalamku yang basah oleh cairan cintaku.
“wow sayang, vaginamu sudah memanggil-manggil kontol papa untuk segera dimasukkan” Pak Ahmad berkata sambil melepas ikat pinggang, memelorotkan celanan kremnya hingga lutut dan mengeluarkan sang burung dari sangkarnya. Dan benar saja, kontol Pak Ahmad tampak cukup besar.

kemudian Pak Ahmad menyodorkan kontolnya di depan mukaku, sepertinya berharap aku akan melakukan blow job di kontolnya.
“ayo sayang dikulum dulu dong kontol papa, biar gampang masuk goanya”
“ih papa, Nindy gak pernah blow job, kontol kan sarang bakteri, nanti kalo masuk mulut Nindy jadi penyakit dong, Nindy ludahin aja ya terus dikocok.” Aku berkata dengan sehormat mungkin agar Pak Ahmad tetap merasa nyaman. Aku memang belum pernah melakukan blow job selama aku ML, baik itu dengan Ricky cowokku maupun dengan Anton, kakakku (cerita seks dengan mereka berdua akan aku ceritakan di bagian lain).
“iya deh sayang, tp harus sampe keluar precum ya sayang”
Aku pun mulai meludahi kontol Pak Ahmad dan mulai mengocoknya. Aku memang tak pernah blow job, tapi masalah mengocok kontol, aku cukup ahli. Ricky pun pernah sampai orgasme hanya dengan kukocok dengan metode meludahi ini. Terbukti tak berapa lama Pak Ahmad mulai melenguh dan keluarlah cairan precum itu. Merasa kontolnya sudah terlayani dengan baik oleh tanganku dan sudah keluar precum, Pak Ahmad mulai mengarahkan kontolnya menuju guaku.
“sayang, papa masukin ke gua ya”


Aku pun hanya diam saja sambil memejamkan mata hingga mulai terasa kontol Pak Ahmad mulai berpenetrasi memasuki liang kenikmatanku. Memang aku sudah tidak perawan dan sudah sekitar 5x ML, tapi vaginaku masih cukup seret sehingga kontol Pak Ahmad masih cukup kesulitan untuk memasuki liang kenikmatanku.
“uh sempit banget lubang guanya sayang, papa suka ini”
Dengan beberapa kali percobaan, mulailah kontol Pak Ahmad masuk ke dalam gua milikku.
“uuggghh pak, pelan-pelan pak, terasa agak sakit”
“iya sayang, sabar ya, gua milikmu sempit banget sayang, kontol papa terasa diperes”
Dengan penuh kesabaran, Pak Ahmad melakukan penetrasi hingga semua batang kejantanannya masuk ke dalam vaginaku. Setelah semua batang penisnya masuk, Pak Ahmad diam sejenak.
“sayang, masih terasa sakit nggak? Kalo sudah nggak papa mulai goyang nih”
“uuugh, udah gak begitu sakit pak, cuma terasa penuh aja vaginaku”
“ya udah, papa genjot sekarang ya”
Tanpa menunggu jawaban dariku, Pak Ahmad mulai menggoyang pantatnya naik turun hingga batang penisnya keluar masuk dari liang kenikmatanku. Sungguh saat itu rasanya seperti terbang ke langit ketujuh. Apalagi Pak Ahmad menggoyang dengan sangat lembut, membuat aku merasakan kenikmatan berlapis.
“uuugghh, paaak, enaak bangeeet”
“sayaaang, memekmuu sereet bangeeet, kontol papaa kayaaak dipijaaat” Pak Ahmad berkata sambil terbata-bata, sepertinya ia juga merasakan kenikmatan yang luar biasa.
Sekitar sepuluh menit Pak Ahmad menggoyang, aku pun mulai merasakan orgasme pertamaku dan berteriak dengan keras.
“aaaaaah paaaak, aku sampeeeeek”
“keluarkaan ajaa sayaaang”
Sejurus kemudian aku merasakan pipis, bukan sekedar pipis biasa, tapi disertai dengan rasa nikmat yang luar biasa.
Melihat aku mencapai orgasme pertamaku, Pak Ahmad pun berhenti dan mencabut kontolnya dari vaginaku.
“lho kok udahan pak?”
“sebentar sayang, papa mulai kegerahan meladeni kebinalan kamu, papa nyalakan AC dulu ya”
Terlihat Pak Ahmad memang berkeringat, sampai kemeja kremnya agak sedikit basah. Aku pun heran melihat Pak Ahmad melakukan aktivitas seks tanpa telanjang. Hanya membuka kancing kemeja dan memelorotkan celana panjangnya hingga selutut. Bahkan ia masih memakai sepatunya.
“pak, kok bajunya gak dilepas aja sih? Kan lebih enak kalo telanjang”
“papa habis ini buru-buru pulang sayang, ditunggu teman”
Setelah menyalakan AC, Pak Ahmad pun mulai melanjutkan aktivitas seksnya. Kali ini ia mulai dengan membuka braku dan melemparkannya. Dari tadi memang braku masih berada di tempatnya, hanya kancing kemejaku terbuka dan rokku tersingkap ke atas. Celana dalamku memang daritadi sudah dilepas oleh Pak Ahmad.


Setelah membuka braku, Pak Ahmad mulai menyusu dengan tak sabar di payudara kiriku, sementara payudara kananku diremas-remas oleh tangannya. Hal ini membuat aku kembali terangsang hebat.
“aaaaah paaaaak” aku hanya berteriak. Aku tak tahan dengan rangsangannya. Memang patut kuacungi jempol. Ia mampu membuat nafsu seksku bangkit dengan segera.
“paaaak, buruaaan masukiiin lagiii paaak”
Melihat aku merengek, Pak Ahmad pun segera memegang penisnya dan mulai mengarahkan ke vaginaku. Kali ini cukup lancar masuk karena vaginaku sangat basah oleh cairan orgasme pertamaku.
“aaah, paaak, goyaaang teruuuuss”
Pak Ahmad pun di ronde kedua ini tampak bersemangat sekali. Sepertinya tak sabar ingin segera menuntaskan permainan cinta ini. Aku pun merem melek merasakan kenikmatan. Kontol Pak Ahmad yang besar membuat gesekan antara batangnya dengan klitorisku terasa sangat sensasional. Hingga sekitar lima menit kemudian, aku pun mulai merasakan akan orgasme untuk kedua kalinya.
“paaaak, Nindy keluar lagiiiiii” aku berteriak diiringi keluarnya cairan cintaku untuk yang kedua kalinya.
Tapi kali ini Pak Ahmad tidak menghentikan goyangannya, justru ia makin agresif menggoyang hingga beberapa saat kemudian vaginaku terasa disiram oleh cairan hangat.
“aaaaah papaaa keluaaaaaar” Pak Ahmad berteriak sambil meremas-remas payudaraku. Terasa penisnya berkedut-kedut dan menyemprotkan cairan hangat berkali-kali.


Aku pun segera tersadar. Pak Ahmad rupanya mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku.
“paaak, kok dikeluarin di dalem siiih? Kalo Nindy hamil gimana?” aku berteriak protes kepada Pak Ahmad yang ambruk di atasku. Aku sendiri tidak yakin apakah sekarang adalah masa suburku. Tetapi tetap saja sperma yang dikeluarkan di dalam vaginaku berpotensi membuahi sel telur.
“maaf sayang, papa hilang kesadaran, habisnya memek kamu seret banget” Pak Ahmad berkata dengan lembut dan dengan segera melumat bibirku. Aku pun tidak bisa berkata apa-apa lagi dan hanya berharap spermanya mati semua sebelum bisa membuahi sel telur.
Setelah beberapa saat, Pak Ahmad beranjak sambil mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Ketika aku melongok ke bawah, terlihat cairan putih keluar dari vaginaku dengan lumayan deras. Rupanya itulah kombinasi cairan cinta kami berdua. Melihat itu, Pak Ahmad segera mengambil celana dalamku dan mengusapkannya di lelehan cairan itu.



“paak, kok CD nya Nindy yang dipake bersihin?”
“gak papa sayang, buat kenang-kenangan aja, CD kamu papa ambil ya. Kamu pake CD papa aja nih, daripada memek kamu kedinginan” Pak Ahmad berkata sambil memelorotkan sepenuhnya CD nya dan melemparkannya ke arahku. CD ku ia pakai untuk mengelap kontolnya hingga bersih, kemudian ia pun memakai kembali celana panjangnya sambil merapikan kemejanya.
“lho pak, gak pake CD?”
“iya sayang, gakpapa kok, habis ini dipakai tempur lagi kontol papa. Untuk seks yang bagian kedua dan ketiga, nanti papa hubungi kamu lewat HP ya”
Aku masih agak tidak tersadar dengan ucapan Pak Ahmad. Aku pun segera bangun, memakai CD Pak Ahmad yang tentu saja kebesaran dan merapikan seragamku. Tak apalah CD nya agak kebesaran, yang penting vaginaku tidak kedinginan, hehehe.


Setelah merapikan diri masing-masing, kami pun segera keluar dari ruang BP, tentu saja dengan hati-hati agar tidak ketahuan. Untungnya sekolah sudah sepi. Kami pun berpisah di gerbang sekolah. Aku beranjak menuju parkir di samping gedung dan Pak Ahmad keluar dari gerbang menuju jalan raya. Sepintas aku lihat sesosok wanita berseragam PNS dihampiri oleh Pak Ahmad. Ah rupanya itu Bu Vonny. Aku pun mulai tersadar akan ucapan Pak Ahmad tadi. Sepertinya Pak Ahmad akan melanjutkan kegiatan percintaannya dengan Bu Vonny. Ah sudahlah, yang penting aku dapat bagian yang pertama.

cerita panas enaknya kontol guruku yang perkasa dan jantan

Cerita Panas Enaknya Kontol Guruku



cerita seks guru idaman-Sebut saja namaku Etty (bukan yang
sebenarnya), waktu itu aku masih
sekolah di sebuah SMA swasta.
Penampilanku bisa dibilang
lumayan, kulit yang putih
kekuningan, bentuk tubuh yang
langsing tetapi padat berisi, kaki
yang langsing dari paha sampai
tungkai, bibir yang cukup sensual,
rambut hitam lebat terurai dan
wajah yang oval. Payudara dan
pantatkupun mempunyai bentuk
yang bisa dibilang lumayan.
Dalam bergaul aku cukup ramah
sehingga tidak mengherankan bila
di sekolah aku mempunyai banyak
teman baik anak-anak kelas II sendiri
atau kelas I, aku sendiri waktu itu
masih kelas II. Laki-laki dan
perempuan semua senang bergaul
denganku. Di kelaspun aku termasuk
salah satu murid yang mempunyai
kepandaian cukup baik, ranking 6
dari 10 murid terbaik saat kenaikan
dari kelas I ke kelas II.
Karena kepandaianku bergaul dan
pandai berteman tidak jarang pula
para guru senang padaku dalam arti
kata bisa diajak berdiskusi soal
pelajaran dan pengetahuan umum
yang lain. Salah satu guru yang aku
sukai adalah bapak guru bahasa
Inggris, orangnya ganteng dengan
bekas cukuran brewok yang aduhai
di sekeliling wajahnya, cukup tinggi
(agak lebih tinggi sedikit dari pada
aku) dan ramping tetapi cukup kekar.
Dia memang masih bujangan dan
yang aku dengar-dengar usianya
baru 27 tahun, termasuk masih
bujangan yang sangat ting-ting
untuk ukuran zaman sekarang.
Suatu hari setelah selesai pelajaran
olah raga (volley ball merupakan
favoritku) aku duduk-duduk istirahat
di kantin bersama teman-temanku
yang lain, termasuk cowok-
cowoknya, sembari minum es sirup
dan makan makanan kecil. Kita yang
cewek-cewek masih menggunakan
pakaian olah raga yaitu baju kaos
dan celana pendek. Memang di situ
cewek-ceweknya terlihat seksi
karena kelihatan pahanya termasuk
pahaku yang cukup indah dan putih.
Tiba-tiba muncul bapak guru bahasa
Inggris tersebut, sebut saja namanya
Freddy (bukan sebenarnya) dan kita
semua bilang, “Selamat pagi
Paa..aak”, dan dia membalas sembari
tersenyum.
“Ya, pagi semua. Wah, kalian capek
ya, habis main volley”.
Aku menjawab, “Iya nih Pak, lagi
kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak”.
“Iya, nanti jam setengah dua belas
saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso
dulu”.
Aku dan teman-teman mengajak, “Di
sini aja Pak, kita ngobrol-ngobrol”,
dia setuju.
“OK, boleh-boleh aja kalau kalian
tidak keberatan”!
Aku dan teman-teman bilang, “Tidak,
Pak.”, lalu aku menimpali lagi,
“Sekali-sekali, donk, Pak kita
dijajanin”, lalu teman-teman yang
lain, “Naa..aa, betuu..uul. Setujuu..”.
Ketika Pak Freddy mengambil posisi
untuk duduk langsung aku
mendekat karena memang aku
senang akan kegantengannya dan
kontan teman-teman ngatain aku.
“Alaa.., Etty, langsung deh, deket-
deket, jangan mau Pak”.
Pak Freddy menjawab, “Ah! Ya, ndak
apa-apa”.
Kemudian sengaja aku menggoda
sedikit pandangannya dengan
menaikkan salah satu kakiku seolah
akan membetulkan sepatu olah
ragaku dan karena masih
menggunakan celana pendek, jelas
terlihat keindahan pahaku. Tampak
Pak Freddy tersenyum dan aku
berpura-pura minta maaf.
“Sorry, ya Pak”.
Dia menjawab, “That’s OK”. Di dalam
hati aku tertawa karena sudah bisa
mempengaruhi pandangan Pak
Freddy.
Di suatu hari Minggu aku berniat
pergi ke rumah Pak Freddy dan
pamit kepada Mama dan Papa untuk
main ke rumah teman dan pulang
agak sore dengan alasan mau
mengerjakan PR bersama-sama.
Secara kebetulan pula Mama dan
papaku mengizinkan begitu saja.
Hari ini memang hari yang paling
bersejarah dalam hidupku. Ketika
tiba di rumah Pak Freddy, dia baru
selesai mandi dan kaget melihat
kedatanganku.
“Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok
datang sendirian?”.
Aku menjawab, “Ah, nggak iseng aja.
Sekedar mau tahu aja rumah bapak”.
Lalu dia mengajak masuk ke dalam,
“Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf
rumah saya kecil begini. Tunggu, ya,
saya paké baju dulu”. Memang
tampak Pak Freddy hanya
mengenakan handuk saja. Tak lama
kemudian dia keluar dan bertanya
sekali lagi tentang keperluanku. Aku
sekedar menjelaskan, “Cuma mau
tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget
Pak, rumahnya”.
Dia tersenyum, “Saya kost di sini.
Sendirian.”
Selanjutnya kita berdua diskusi soal
bahasa Inggris sampai tiba waktu
makan siang dan Pak Freddy tanya,
“Udah laper, Et?”.
Aku jawab, “Lumayan, Pak”.
Lalu dia berdiri dari duduknya,
“Kamu tunggu sebentar ya, di rumah.
Saya mau ke warung di ujung jalan
situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau
kan?”.
Langsung kujawab, “Ok-ok aja, Pak.”.
Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di
rumahnya sendirian dan aku jalan-
jalan sampai ke ruang makan dan
dapurnya. Karena bujangan,
dapurnya hanya terisi seadanya saja.
Tetapi tanpa disengaja aku melihat
kamar Pak Freddy pintunya terbuka
dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat
koleksi bacaan berbahasa Inggris di
rak dan meja tulisnya, dari mulai
majalah sampai buku, hampir
semuanya dari luar negeri dan
ternyata ada majalah porno dari luar
negeri dan langsung kubuka-buka.
Aduh! Gambar-gambarnya bukan
main. Cowok dan cewek yang sedang
bersetubuh dengan berbagai posisi
dan entah kenapa yang paling
menarik bagiku adalah gambar di
mana cowok dengan asyiknya
menjilati vagina cewek dan cewek
sedang mengisap penis cowok yang
besar, panjang dan kekar.
Tidak disangka-sangka suara Pak
Freddy tiba-tiba terdengar di
belakangku, “Lho!! Ngapain di situ,
Et. Ayo kita makan, nanti keburu
dingin nasinya”.
Astaga! Betapa kagetnya aku sembari
menoleh ke arahnya tetapi tampak
wajahnya biasa-biasa saja. Majalah
segera kulemparkan ke atas tempat
tidurnya dan aku segera keluar
dengan berkata tergagap-gagap,
“Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapa-
ngapain, kok, Pak. Maa..aa..aaf, ya,
Pak”.
Pak Freddy hanya tersenyum saja,
“Ya. Udah tidak apa-apa. Kamar saya
berantakan. tidak baik untuk dilihat-
lihat. Kita makan aja, yuk”.
Syukurlah Pak Freddy tidak marah
dan membentak, hatiku serasa
tenang kembali tetapi rasa malu
belum bisa hilang dengan segera.
Pada saat makan aku bertanya,
“Koleksi bacaannya banyak banget
Pak. Emang sempat dibaca semua, ya
Pak?”.
Dia menjawab sambil memasukan
sesendok penuh nasi goreng ke
mulutnya, “Yaa..aah, belum semua.
Lumayan buat iseng-iseng”.
Lalu aku memancing, “Kok, tadi ada
yang begituan”.
Dia bertanya lagi, “Yang begituan
yang mana”.
Aku bertanya dengan agak malu dan
tersenyum, “Emm.., Ya, yang
begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok”.
Kemudian dia tertawa, “Oh, yang itu,
toh. Itu dulu oleh-oleh dari teman
saya waktu dia ke Eropa”.
Selesai makan kita ke ruang depan
lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy
menawarkan aku untuk melihat-lihat
koleksi bacaannya.
Lalu dia menawarkan diri, “Kalau
kamu serius, kita ke kamar, yuk”.
Akupun langsung beranjak ke sana.
Aku segera ke kamarnya dan kuambil
lagi majalah porno yang tergeletak
di atas tempat tidurnya.
Begitu tiba di dalam kamar, Pak
Freddy bertanya lagi, “Betul kamu
tidak malu?”, aku hanya
menggelengkan kepala saja. Mulai
saat itu juga Pak Freddy dengan
santai membuka celana jeans-nya
dan terlihat olehku sesuatu yang
besar di dalamnya, kemudian dia
menindihkan dadanya dan terus
semakin kuat sehingga menyentuh
vaginaku. Aku ingin merintih tetapi
kutahan.
Pak Freddy bertanya lagi, “Sakit, Et”.
Aku hanya menggeleng, entah
kenapa sejak itu aku mulai pasrah
dan mulutkupun terkunci sama
sekali. Semakin lama jilatan Pak
Freddy semakin berani dan
menggila. Rupanya dia sudah betul-
betul terbius nafsu dan tidak ingat
lagi akan kehormatannya sebagai
Seorang Guru. Aku hanya bisa
mendesah”, aa.., aahh, Hemm.., uu..,
uuh”.
Akhirnya aku lemas dan kurebahkan
tubuhku di atas tempat tidur. Pak
Freddy pun naik dan bertanya.
“Enak, Et?”
“Lumayan, Pak”.
Tanpa bertanya lagi langsung Pak
Freddy mencium mulutku dengan
ganasnya, begitupun aku
melayaninya dengan nafsu sembari
salah satu tanganku mengelus-elus
penis yang perkasa itu. Terasa keras
sekali dan rupanya sudah berdiri
sempurna. Mulutnya mulai
mengulum kedua puting
payudaraku. Praktis kami berdua
sudah tidak berbicara lagi, semuanya
sudah mutlak terbius nafsu birahi
yang buta. Pak Freddy berhenti
merangsangku dan mengambil
majalah porno yang masih
tergeletak di atas tempat tidur dan
bertanya kepadaku sembari salah
satu tangannya menunjuk gambar
cowok memasukkan penisnya ke
dalam vagina seorang cewek yang
tampak pasrah di bawahnya.
“Boleh saya seperti ini, Et?”.
Aku tidak menjawab dan hanya
mengedipkan kedua mataku
perlahan. Mungkin Pak Freddy
menganggap aku setuju dan
langsung dia mengangkangkan
kedua kakiku lebar-lebar dan duduk
di hadapan vaginaku. Tangan kirinya
berusaha membuka belahan
vaginaku yang rapat, sedangkan
tangan kanannya menggenggam
penisnya dan mengarahkan ke
vaginaku.
Kelihatan Pak Freddy agak susah
untuk memasukan penisnya ke
dalam vaginaku yang masih rapat,
dan aku merasa agak kesakitan
karena mungkin otot-otot sekitar
vaginaku masih kaku. Pak Freddy
memperingatkan, “Tahan sakitnya,
ya, Et”. Aku tidak menjawab karena
menahan terus rasa sakit dan,
“Akhh.., bukan main perihnya ketika
batang penis Pak Freddy sudah mulai
masuk, aku hanya meringis tetapi
Pak Freddy tampaknya sudah tak
peduli lagi, ditekannya terus
penisnya sampai masuk semua dan
langsung dia menidurkan tubuhnya
di atas tubuhku. Kedua payudaraku
agak tertekan tetapi terasa nikmat
dan cukup untuk mengimbangi rasa
perih di vaginaku.
Semakin lama rasa perih berubah ke
rasa nikmat sejalan dengan gerakan
penis Pak Freddy mengocok
vaginaku. Aku terengah-engah, “Hah,
hah, hah,..”. Pelukan kedua tangan
Pak Freddy semakin erat ke tubuhku
dan spontan pula kedua tanganku
memeluk dirinya dan mengelus-elus
punggungnya. Semakin lama
gerakan penis Pak Freddy semakin
memberi rasa nikmat dan terasa di
dalam vaginaku menggeliat-geliat
dan berputar-putar.
Sekarang rintihanku adalah rintihan
kenikmatan. Pak Freddy kemudian
agak mengangkatkan badannya dan
tanganku ditelentangkan oleh kedua
tangannya dan telapaknya
mendekap kedua telapak tanganku
dan menekan dengan keras ke atas
kasur dan ouwww.., Pak Freddy
semakin memperkuat dan
mempercepat kocokan penisnya dan
di wajahnya kulihat raut yang gemas.
Semakin kuat dan terus semakin
kuat sehingga tubuhku bergerinjal
dan kepalaku menggeleng ke sana
ke mari dan akhirnya Pak Freddy
agak merintih bersamaan dengan
rasa cairan hangat di dalam
vaginaku.
Rupanya air maninya sudah keluar
dan segera dia mengeluarkan
penisnya dan merebahkan tubuhnya
di sebelahku dan tampak dia masih
terengah-engah.
Setelah semuanya tenang dia
bertanya padaku, “Gimana, Et? Kamu
tidak apa-apa? Maaf, ya”.
Sembari tersenyum aku menjawab
dengan lirih, “tidak apa-apa. Agak
sakit Pak. Saya baru pertama ini”.
Dia berkata lagi, “Sama, saya juga”.
Kemudian aku agak tersenyum dan
tertidur karena memang aku lelah,
tetapi aku tidak tahu apakah Pak
Freddy juga tertidur.
Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan
oleh Pak Freddy dan rupanya
sewaktu aku tidur dia menutupi
sekujur tubuhku dengan selimut.
Tampak olehku Pak Freddy hanya
menggunakan handuk dan berkata,
“Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang
kan?”.
Badanku masih agak lemas ketika
bangun dan dengan tetap dalam
keadaan telanjang bulat aku masuk
ke kamar mandi. Kemudian Pak
Freddy masuk membawakan handuk
khusus untukku. Di situlah kami
berdua saling bergantian
membersihkan tubuh dan akupun
tak canggung lagi ketika Pak Freddy
menyabuni vaginaku yang memang
di sekitarnya ada sedikit bercak-
bercak darah yang mungkin luka dari
selaput daraku yang robek. Begitu
juga aku, tidak merasa jijik lagi
memegang-megang dan
membersihkan penisnya yang
perkasa itu.
Setelah semua selesai, Pak Freddy
membuatkan aku teh manis panas
secangkir. Terasa nikmat sekali dan
terasa tubuhku menjadi segar
kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit
untuk pulang dan Pak Freddy
memberi ciuman yang cukup mesra
di bibirku. Ketika aku
mengemudikan mobilku, terbayang
bagaimana keadaan Papa dan Mama
dan nama baik sekolah bila kejadian
yang menurutku paling bersejarah
tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja,
kuanggap ini sebagai pengalaman
saja.
Semenjak itulah, bila ada waktu
luang aku bertandang ke rumah Pak
Freddy untuk menikmati
keperkasaannya dan aku bersyukur
pula bahwa rahasia tersebut tak
pernah sampai bocor. Sampai
sekarangpun aku masih tetap
menikmati genjotan Pak Freddy
walaupun aku sudah menjadi
mahasiswa, dan seolah-olah kami
berdua sudah pacaran. Pernah Pak
Freddy menawarkan padaku untuk
mengawiniku bila aku sudah selesai
kuliah nanti, tetapi aku belum
pernah menjawab. Yang penting
bagiku sekarang adalah menikmati
dulu keganasan dan keperkasaan
penis guru bahasa Inggrisku itu.

Cerita Seks seorang Siswa bersama Guru Idaman yang Tampan

 Cerita Seks seorang Siswa bersama Guru Idaman yang Tampan


cerita seks malam pertama-Nama ku adalah Fitri, gadis yang duduk di kelas 2 SMK. Aku memiliki pacar yang bernama S. kakak kelas ku kelas 3. Pacar ku ini orang nya baik hati, tapi agak pendek dikit dengan ku.
Walau aku punya pacar tapi aku belum pernah berciuman, oral sex, atau sampai berhubungan intim akupun gak pernah dengan nya.

Sejak aku sekolah setiap hari kamis, ada seorang guru yang lumayan tampan dan memilki bibir seksi, semakin lama aku melihat bapak itu semakin aku tertarik dan ingin rasa nya aku jadi pacar guru ku itu, Guru ku walau masih lajang tapi dia sudah bertunangan, saat aku masuk belajar dengan bapak guru ku itu ingin sekali aku mengucap kata-kata "ilove you".
tapi sayang nya itu tidak mungkin terjadi.

Hampir setiap malam aku mimpi bercinta dengan guru ku itu, Rasa nya pingin sekali aku bercinta yang sesungguh nya dengan guru ku itu. Hari - hari rasa itu semakin menusuk hatiku yang penuh dengan cinta. Gak kebayang betapa Nikmat nya mencium bibir guruku, apalagi sampai tidur dengan nya.

Suatu ketika sampailah di ujian semester dan pada akhirnya Nilai ku mendapat remedial dengan bapak itu, aku berfikir kenapa guru ku yang ku cintai tega memberikan nilai remedial padaku...???/
Mungkin dia gak tau betapa aku mencintai dan menyukai nya...
He...he.... Mana tau ya sementara aku belum mengungkapkan nya.

Setiap aku ingin meminta remedial bapak itu selalu menolak ku... kata nya.... "Apa gak dengar apa yang saya katakan, kan sudah tidak ada lagi remedial".

Walau kelihatan kejam, tapi rasa cintaku tidak pernah pudar....
Sikap dan latar belakang bapak itu ku selidiki, ternyata dia lelaki tergolong memiliki Seks yang kuat dan sangat ingin melakukan nya, walau dia adalah seorang guru.
Hingga suatu hari terfikir oleh ku apa ku tembak aja ya bapak itu??? dan ku ajak tidur aja???? Gimana kalau bapak itu marah ya???? Ah... masa bodoh ku coba ajalah, demi nilai dan demi cinta ku.
Walau dia seorang guru kalau sudah melihat bentuk tubuh ku telanjang bulat pasti dia pengen nerkam juga... He...he....

Tapi juga terfikir olehku, jika bapak itu mau tidur dengan ku dan memuaskan seks nya, apa dia mau jadi pacarku dan akan menikahi ku... karena dia kan sudah bertunagan????
Dan gimana kalau dia menolak meniduriku sementara aku tidak mau munafik karena memang bener-bener kepengen tidur dan melakukan seks dengan guruku???

Selama 3 Malam aku membayangi dia, dan berfikir: "Akan kah aku harus mengorbankan Perawan ku demi cintaku dan demi Nilaiku....???"
Aku cari solusi terbaik dengan membaca berbagai buku seks. Ternyata ada buku yang menceritakan kisah yang sama seperti yang ku alami ini. Tenyata walau seorang wanita sudah tidak perawan lagi, keperawanan itu gak akan nampak atau kelihatan lagi selama 2 tahun tidak melakukan hubungan intim. Karena selama 2 tahun vagina wanita akan kembali rapat seperti perawan lagi. Di kisah itu juga di bilang Setelah vagina sudah rapat kembali kemungkinan akan mengeluarkan darah lagi walau cuma sedikit dan akan merasakan sakit juga, Selain itu juga diberikan Tips bagaimana menutupi ketidakperawanan kepada pacar atau suami kita kelak.... Tips inti sangat baik sekali untuk kita seorang wanita,
Intinya dikisahkan dalam buku itu, ketidakperawanan bisa ditutupi selama kedua nya masih merahasiakan nya.

Dan pada akhir nya aku memberanikan diri untuk menghampiri guruku itu. Suatu hari guruku itu duduk sendiri di ruangan Laboratorium, dan langsung saja ku hampiri dengan memberanikan diri.
aku menyapa : " Assalamualaikum Pak.....???
Guruku : " Wslm..."
Aku : lagi paen pak....????
Guruku : "gak ada, lagi duduk aja"
Aku : " Pak Fitri mau remedial pak???"
Guruku: " Gak ada lagi remedial"

lalu ku dekati bapak itu, ku berkata " Pak, fitri boleh ngomong sesuatu...???? (Dengan merayu guruku agar dia gak marah yang sudah ku siapkan sebelum nya).

Guru ku: "mau ngomong apa...????"
Aku : " Tapi bapak janji jangan marah, jangan bilang-bilang ke siapapun, dan bapak sumpah dulu..??/"

Guruku : "maksud nya apa...??? (sedikit nada keras)"
Aku : "Bapak janji aja pak???"
Guruku : "Oke"
Aku : " Pak... Sebetul nya fitri sayang dan suka ma bapak, tiap malam fitri mimpi bapak terus...???
Guruku : "Maksud kamu apa sich...???" (guru ku tetap bertanya-tanya)
Aku: " "Bapak gak ngerti ya...??? Kalau gak ngerti biar fitri kasih tau ya pak???, tapi bapak kan uda janji gak marah???"
guru ku : " Iya... saya gak marah"

Pelan-pelan tangan ku memegang tangan bapak itu, lalu sambil ku cium pipi guruku dan sambil berbisik di telinga nya :
"Fitri sayang baget ma bapak, fitri tau siapa fitri pak, tapi gak salahkan kalau fitri mencintai bapak...???

Guruku menjawab : " Fit... dengar bapak ya...??? Saya hargai kejujuran dan keberanian mu, tapi Usia kamu masih muda
dan tidak mungkin saya menjalin hubungan dengan kamu, apalagi saya guru kamu... Dan saya juga uda tunangan."

Aku : "Fitri tau pak, fitri tau itu pak, fitri tau bapak uda tunangan dan fitri siswa bapak.
Tapi Fitri ingin banget bisa dekat ma bapak, bisa bermanja dengan bapak. Fitri sayang baget pak ma bapak, fitri tau gak mungkin fitri bisa memilki bapak dan hati bapak.
Tapi bukan berarti apa tidak boleh fitri minta tubuh dan hanya miliki tubuh bapak aja????" (dengan keberanian ku ucap dan ku rayu bapak itu supaya mau tidurin aku dan ngajak berhubungan Seks)

Guruku : "Saya makin gak ngerti maksud kamu apa fitri....???"

Dalam hati aku berkata : "Dasar bodoh bapak ini... He...he.... gak ngerti apa pura-pura gak ngerti, Pa memang harus langsung aja ku katakan...."

Aku : "Begini loh pak... Tiap malam fitri mimpi basah... (sambil aku tersenyum). Fitri dan bapak saling bercinta dikamar, saling bercumbu, saling ehhhmmm...eeheemmm... pak...????"

Guruku : " Ehemmmm....ehemmmm...hmmmm,,, Itu apa fit...????""

Dalam hatiku aku batin lagi : " Memang bodohlah bapak ini.... uda kayak gitu juga masih pura-pura gak tau...."

Aku : " iya pak, maksud nya bapak dan fitri tidur satu kamar, terus penuh cinta bapak berbaring diatas fitri.... bapak cumbu fitri, bapak cumbu leher fitri, sambil
bapak remas-remas nenen fitri, terus bapak emut-emut nenen fitri pak.... terus bibir bapak demi tahap turun ke perut sampailah bibir bapak di kemaluan fitri.
Bapak emut-emut kemaluan fitri, bapak cium, bpak mainkan dan jilat-jilat dengan lidah bapak, rasa nya pak enak banget pak, nikmat... AAAhhhhhhh....."
" Kemudian aku melirik kebagian kemaluan guruku dan berkata lagi: "Fitri pengen pak melakukan nya dengan bapak sekarang seperti dimimpi fitri...???"

Tenyata keamaluan guruku bergerak-gerak dan agak mengeras, mungkin mendengarkan cerita mimpiku, ayoo... kena dech guruku,
dan ternyata memang benar apa yang diceritakan dalam buku yang ku baca itu, kalau tipe seperti guruku ini ternyata kuat seks dan pantang di pancing.
He...he.....

Guruku : " Gila... kamu... Nekad x kamu bicara begitu"

Aku : "Pak demi cinta apapun fitri lakukan, fitri cinta dan sayang banget ma bapak, Kalau bapak gak percaya pak, silahkan bapak ambil sekarang juga perawan fitri pak,
Fitri Rela pak berikan untuk bapak, fitri ikhlas"

Guruku menjawab dengan lembut sekali : "Gak fit, jangan, bapak takut, bapak gak mau, bapak gak bisa, perawan itu adalah harta wanita yang paling berharga, itu harga diri kamu,
walau saya melakukan nya, bapak takut dosa, takut ketauan orang, dan pasti nya bapak gak bisa nikahi kamu...???"

Aku : "Fitri juga takut Dosa pak, tapi fitri pengen x, habis ni fitri akan taubat pak, ini adalah bukti buat bapak, jangan sakiti fitri pak, jangan tolak pak.

Guruku juga masih menolak dan berkata : " Gak Fit... gak...."

Dalam hati aku berkata : "susah juga ya ngerayu sibapak ini, aku tau bapak ini pasti uda gak tahan dan bernafsu, apa kau nekad aja buka baju ya... Pasti bapak ini masih takut kalau aku cerita ma orang-orang
atau orang lain, dan pasti takut kalau akau meminta pertanggung jawaban. Ah... tunggu apa lagi langsung ajalah, mumpung sepi dan uda nanggung, lagian penis sibapak pun, uda bergerak naik alias sudah tegang.
He...he,....."

Aku :" Fitri tau pasti bapak takut kan fitri cerita ma orang lain, takut fitri minta bapak tanggung jawabkan????, jangan takut pak, fitri sumpah dan janji gak akan
cerita kepada siapapun, ini rahasia kita berdua pak, cuma kita berdua pak, dan fitri gak kan minta tanggung jawab kepada bapak, fitri janji pak.

Aku yakin pasti sibapak uda mau nih... kemudain bapak menjawab:

Bapak : " bapak gak percaya sama kamu".

Buseetttt, ternyata iya cuma karena sibapak kurang percaya makanya gak mau... Tenang... kali ini pasti sibapak kelepek-kelepek.... He...he...

Aku : "Bener pak, fitri janji gak kan menuntut bapak dan gak akn cerita kepada siapapun, klau sampai fitri cerita, fitri siap mati pak.

Lalu perlahan-lahan aku buka kancing seragam sekolah ku dan mengeluarkan nenen ku yang putih ini di hadapan sibapak, dengan lantam nya ku sentuh kemaluan si bapak....
Kemudian pun sibapak sudah gak dapat memendung lagi hasrat nya setelah melihat nenen ku. dan kemudian guruku berkata:
"Maafkan saya, saya sudah gak tahan dengan godaan mu, adik kecil saya sudah bangun dan berdiri tegak...jangan salahkan saya kalau saya khilaf, dan saya pegang janji kamu tadi".

Aku menjawab : "Iya bapak sayang... fitri janji, bapak tenang aja, bawa fitri ke surga dunia bapak sayanggg............"

Bapak menjawab lagi : "Baiklah... Asal kamu tidak cerita kepada siapapun dan tidak menuntut saya" Tolong kunci pintu itu, dan ini kunci nya.
Lalu aku menjawab : Iya bapak sayang, dan kemudian aku mengunci pintu. Lalu aku mendekati bapak dan dengan nafsu nya bapak memeluk aku, mencumbui bibir ku...
Kami bercumbu sampai lima menit dan bermain lidah sambil tangan sibapak mengelus-ngelus dan meremas-remas nenenku dengan lembutnya...
Ahhh....ah... ternyata bapak pintar sekali... dan sibapak memulai aksi tangan nya membuka semua kancing baju ku... dan kemudian bapak mengajak aku duduk diatas pangkuan nya.
Terus si bapak menghisap-hisap nenen ku, memainkan puting susu ku dengan lidah nya secara bergantian sampai sekitar 15 menit,
dan kemudian tangan bapak sambil menghisap nenen ku tangan nya mulailah tangan nya memasukan tangan nya ke ROK ku dan jari nya mulailah mengelus-ngelus kemaluanku.
Semakin lama rasa itu semakin nikmat dan enak sekali hampir sama dengan mimpiku. Perlahan-lahan kemaluanku mengeluarkan cairan dan membasahi CD ku.
Kemudian si bapak menyuruhku berbaring...
Setelah berbaring sibapak kembali mencumbui bibirku, telingaku dan leherku sambil tangan kiri nya meremas-remas nenenku dan tangan kanan nya memainkan jarinya di CD ku.
Aku terus mendesah kenikmatan, rasanya gak tahan, walau baru pertama kali aku melakukan seks tapi seperti dimipiku rasa nya.
kemudian sibapak guruku mulailah menjilati nenenku, memainkan kembali lidah nya di puting nenenku secara bergantian, nenen sebelah kiri ku di emut-emut dan nenenku sebelah kanan
diremas-remas, begitu terus secara bergantian samapi kurang lebih 20 menit.

Kemudian mulailah sibapak membuka rok ku perlahan-lahan, lalu perlahan-lahan sibapak membuka si CD ku berwarna pink... habis sudah tubuhku tanpa sehelai benang...
Vaginaku yang indah dan masih ditumbuhi bulu-bulu kecil kemudian dicumbui nya, di jilat perlahan-lahan kurang lebih 15 menit... Semakin lama
aku pun mulai gak tahan lagi dan gak sabar ingin merasakan keperjakaan guruku dan tendangan rudal si Bapak guru ku itu yang sudah bagun dari tidur nya.
Aku pun berkata : Bapak sayang... Ahhh.....ahhhh... Nikmat kali pak, nikmat banget, masukin pak, jangan tunggu lama lagi, fitri uda gak tahan pak...
Kemudian si bapak mulailah mencopoti baju dan celana nya, kemudian sibapak menyuruhku yang membuka celana dalam nya sambil aku masih malu-malu karena baru pertama x
nya aku melihat kemaluan pria yang asli nya.
Terbuka lah celana bapak dan ku lihat pemandangan indah, rudal sibapak ternyata besar baget, sambil aku berkata: "Apa masuk ini punya bapak ke tempat fitri...????
lalu bapak berkata: "Kita coba aja sayang...."""

Lalu bapak menyuruhku untuk gantian mengemut-ngemut dan memainkan lidahku di kemaluan nya, aku pun memulailah dengan aksi nya.
Sibapak mulailah merintah dan mendesah kenikmatan, semakin teganglah kemaluan sibapak...
Kemudian sibapak membaringkan aku, dan mulai lagi mengemut-ngemut payudara ku yang indah itu... He...he... (kelihatan nya sibapak menyukai payudaraku).
dan kemudian sibapak mencumbui aku dan berbisik ditelinga ku " Sayang... apa kamu uda siap saya bawa ke syurga kita, saya kan membuat kamu seperti mimpimu...
kemudian aku menjawab: "Siap sayang... samil aku mendesah... Ahhh...hhhmmm....ah...hhh....hhhmmmmmm....mmm... Enak banget sayang.... Seperti dimimpi.
Lalu si bapak kembali memcumbui bibir vaginaku... menjilati vagina ku perlahan-lahan yang sudah becek dan basah itu... ternyata siBapak pintar baget bercinta dikamar...
He..he... SiBapak koq mau ya menjilati vaginaku, kok gak jorok ya...??? padahal dia guruku... gak nyangka ternyata guru dan murid gak pandang jorok klau sudah bercinta.
Kelihatan nya sibapak meminum cairan vaginaku... Ha..ha...

Semakin lama-lama bener-bener aku uda gak tahan, langsung saja secara spontan kepala sibapak ku tarik ke atas dan aku berkata :
" tunggu apalagi sayang, cepat masukin... uda gak tahan sayang..., Tapi pelan-pelan ya sayang... Takut sakit".
Kemudian sibapak mulailah memegang penis nya dan mengarahkan ke vaginaku... perlahan-lahan sibapak memasukan nya dan mencari lubang vaginaku yang sempit itu.
lalu aku berteriak kecil... Aduh ah... Sakit pak... Pelan-pelan ya..??? bapak menjawab: "Iya sayang, tahan ya...??"
lalu pelan-pelan, perlahan-lahan bapak mencoba nya lagi untuk memasukan, lalu... Blesssss...sss... Ahh... aku merintah dan merasa sakit sekali seperti ada yang memecahkan sesuatu daging... Sakit pak... sakit...
Masuklah semua penis bapak ke dalam vaginaku... Hilanglah sudah perawanku, tapi aku tidak takut... karena aku sudah punya cara untuk menyembunyikan nya.
Kemudian pun bapak melihatku kesakitan, dia pun mencium bibirku peelahan-lahan sambil pelan-pelan menggoyangkan pantat nya dan menggenjot penis nya kedalam vaginaku
keluar masuk... lama-lama rasa sakit tadi berubah menjadi Rasa Nikmat yang tiada tara, Nikmat banget rasa nya, darah perawan yang keluarpun sudah bercampur dengan cairan
putih kental, rasa nya sama seperti mimpi dan malah lebih nikmat dari pada yang ku mimpikan....

Terus sibapak menggoyang pantat nya sambil terkadang sekali-kali mencium bibirku dan menghisap nenenku.. Bergoyang dengan posisi aku dibawah dan sibapak diatas
berlangsung kurang lebih 25 menit yang terus aku mendesah kenikmatan... dan gak lama kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari vaginaku...
rasa itu pelan-pelan tersa melebihi kenikmatan dari yang sebelum nya,... dan semakin nikmat... dan akhir nya AAAhhhhhhh....h.hhhhhhhhhhhhhhhhhh.....
ternyata itu yang dikatakan keluar sperma pada wanita (alias nembak)... Ahhhh...ahhhh,..... Nikmat tiada tarapun ku rasakan.... Gak ada yang melebihi nikmatnya
rasa ini, apalagi baru pertama kualami...
Dan ternyata sperma sibapak belum keluar, sibapak memintaku duduk dipangkuan nya dan memasukan vaginaku ke penis nya... lalu kumasukan pelan-pelan...
ternyata... ahhhh...hhh... masih nikmat banget tanpa belajar pun aku tahu kalau pantatku harus naik turun...
dan nenenku pun diemut, dihisap dengan lembut dengan sibapak sambil aku menggoyangkan pinggulku... posisi ini berlangsung 15 menit, dan sperma bapak pun belum juga keluar,
sehingga aku meminta bapak untuk ganti posisi kembali aku dibawah aja dan sibapak diatas...
Dan kemudian pelan-pelan sibapak memasukan penis nya kedalam vaginaku... dan menggoyangkan pinggul dan pantatnya terus menerus... sambil kadang-kadang berbisik ditelinga ku
Nikmat x sayang... nikmat kali... dan aku pun menjawab: "Iya cinta, fitri juga nikmat".
Dan gak lama kemudian akupun sepertinya hampir keluar sperma dua kali dan ternyata ... aaahhhhhhhhhhhhhhhh...ahhh....hhhhhhhhh... Seperma ku keluar 2 x.
Dan gak lama kemudian sibapak mempercepat genjotan nya sambil mendesah di telingaku.... sambil berbisik Ahhhh...hhhh... hhh... bapak mau keluar,,.... Ahhhh...hhhh...
Lalu dengan cepat penis sibapak dicabut dari vaginaku dan diarahkan ke payudara ku... keluarlah cairan putih kental membasahi nenenku...
.............. Ahhh...hh... Kemudian bapak memelukku dan mencium ku... sambil berkata : "Nikmati baget sayang... bapak kok jadi sayang ma kamu, lalu aku menjawab... Iya pak,
Fitri juga sayang ma bapak.

Lalu setelah kami tiduran melepas lelah sekitar 15 menit sambil cerita dan berjanji, kami mengelap cairan sperma tadi dan membersihkan keringat, lalu bergegas memakai pakaian kembali.
Kemudian siBapak menciumku dengan lembut dan penuh cinta.

Sibapak pun meminta kartu remedial ku dan mengisi nya dengan Nilai 7,90, padahal nilai segitu tidak cukup, tapi gak mungkin sibapak kasih nilai 9,00 karena
aku pun mengerti kalau yang nama nya remedial nilai nya harus 7 ke atas dan di bawah 7,99.

Sibapak berkata: "Kamu nekad nya, kamu berani, saya tau kamu melalukan ini juga selain karena cinta ma saya pasti karena nilai kan???"

Aku menjawab sambil senyum: "Iya pak, tapi bener kok, fitri cinta dan sayang baget ma bapak, walau nanti fitri sadar gak bisa memilki bapak dan cinta bapak".
Tapi bapak jangan takut, ini rahasia kita berdua pak. Yang penting fitri uda dapatkan perjaka bapak itu uda cukup buat fitri pak".

hari-hari kami jalani seperti biasa hubungan antara murid dan guru kalau lagi belajar dan diluar, kalau kami berdua sedang kangen dan rindu, kami ketemuan dan bercinta di tempat tersebut yaitu tempat
tersembunyi yang tidak tau oran-orang.
kami terus sering bertemu, apalagi kalau aku lagi ada tugas rumah, sibapak lah yang kasih tau aku dan ngajari aku, sambil setelah belajar, kami belajar bercinta
kembali... Begitu seterus nya. kalau aku lagi kepengen ML aku sms sibapak pakai kode dan begitu juga sibapak kalau lagi kepengen juga smsan pakai Kode... he,,he,,
Hubungan kami aman dan terahasia tidak ada satu orang pun yang tau, kami merasa bahagia banget. Dan aku pun jadi pintar dalam bidang komputer karena sibapak, dan makin pintar,
apalagi bercinta juga uda pintar... he...he...

Gak sia-sia pengorbanan ku. malah aku jadi pintar diantara teman-temanku...
Kadang pengorbanan itu perlu begitu.....
jangan takut kalau perawan itu diberikan kepada guru kita karena jasa guru kita tidak dapat terbalaskan, sehingga kuberikan untuk nya.

Dan setelah itu aku lulus dari sekolah itu dan mendapatkan bea siswa untuk kuliah, akupun kuliah, dan lama aku gak ketemu sibapak selama 3 tahun, akhir nya aku
menikah dengan teman kuliahku.
Aku pun menikah sebelum lulus kuliah, ternyata selama 3 tahun vaginaku kembali rapat kembali, sempit seperti perawan, dan waktu setelah 2 tahun gak ML dengan si Bapak, aku
coba sendiri maturbasi (onani) sendiri karena kepengen dan mencoba memasukan jariku sendiri, ternyata gak bisa dan sakit.
lalu waktu aku menikah dengan suamiku dimalam pertamapun aku ML dengan suamiku tidak ketahuan karena aku menjerit kesakitan waktu rudal suami ku masuk ke dalam vaginaku.
dan keluar sedikit bintik merah bersama keluar nya cairan seperma ku.
Dan sampai saat ini hidupku bahagia dengan suamiku dan dikaruniai seorang putra. Dan Rahasia bersama Guruku pun tidak terbongkar.

Pada suatu hari aku main ke sekolah ketemu guruku untuk silahturhami, dan kemudian ku cari sibapak guruku, ternyata dia masih ganteng dan bibir nya seksi,
kami kembali mengulang cerita dulu. dan kemudian untuk ke sekian kali nya kami melakukan nya lagi di tempat yang sama, sibapak malah makin ganas dan makin pintar
melakukan seks dengan ku, aku pun sampai lemas terkulai dibuat nya, dan dia pun memngeluarkan sperma nya didalam vaginaku sambil berkata... "Sayang.. bapak titip anak ya
di perut kamu, kalau anak bapak jadi, rawat dia dan jaga dia" padahal dulu waktu kami ML sibapak tidak pernah mengeluarkan sperma didalam vaginaku.

Ada sekitar 8 kali aku kesekolah karena alasan tugas atau bisnis dengan sibapak, dan 8 kali juga aku ML dengan si bapak dan sibapak mengeluarkan sperma nya di dalam
vaginaku. Dan itu terakhir kami bertemu. pada akhir nya aku hamil lagi dan sampai saat ini Aku pun masih hidup bahagia dengan suami ku dan anak-anak ku.

cerita seks malam pertama yang menajubkan

 Malam Pertama


Cerita Seks kontol pamanku pemuas nafsuku "..Saya terima nikahnya..",
Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai mengucapkan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati cobaan dan rintangan yang sangat berat selama hampir sepuluh tahun hubungan kami.

Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu "bersih", saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.
Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.

Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora.

Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.

Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,
"Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang."
Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.

Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.

Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.
Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?

Malam Kedua.
Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.
Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkawinan, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik "benda" itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.

Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.

Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.

Dia semakin liar, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.

Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

Kutuntun kemaluanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.

Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, "sama-sama." Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.

Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

cerita seks Memijat Tante Hingga Dapet Sex dari Tante

 Memijat Tante Hingga Dapet Sex dari Tante cerita seks memuaskan nafsu boss tante tante -"Senamnya di mana Tante ?" Aku coba me...